(Jakarta-News.Sofund.id) Xerophthalmia adalah penyakit mata yang bersifat progresif dan disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Kekurangan vitamin ini berdampak pada produksi air mata yang menurun, menyebabkan mata menjadi kering. Menurut Healthline, kondisi ini dapat berkembang lebih lanjut menjadi rabun senja, serta menyebabkan kerusakan pada kornea, lapisan luar mata. Beberapa tanda yang muncul di kornea termasuk bintik putih yang dikenal sebagai bintik Bitot dan luka atau ulkus kornea. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berujung pada kebutaan. Untungnya, terapi dengan vitamin A umumnya dapat menyembuhkan xerophthalmia.
Pada tahap awal, gejala xerophthalmia mungkin tidak terlalu mencolok, tetapi jika kekurangan vitamin A tidak segera diatasi, gejalanya akan semakin memburuk. Salah satu tanda pertama adalah rabun senja, yaitu ketidakmampuan melihat dalam kondisi cahaya redup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menggunakan jumlah kasus rabun senja sebagai indikator kekurangan vitamin A dalam suatu populasi, mengingat gejala ini sering kali menjadi tanda awal defisiensi yang lebih luas.
Seiring dengan perkembangan penyakit, lapisan konjungtiva—bagian tipis yang melapisi kelopak mata dan bola mata—akan mulai mengering, menebal, serta mengalami kerutan. Kondisi ini menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk pembentukan lesi pada kornea. Jika terus dibiarkan, kornea dapat mengalami pencairan sebagian atau bahkan seluruhnya, yang pada akhirnya mengakibatkan kebutaan permanen.
Penyebab utama xerophthalmia adalah kekurangan vitamin A dalam tubuh. Karena manusia tidak dapat memproduksi vitamin A secara alami, asupan harian harus diperoleh dari makanan. Vitamin ini memiliki peran penting dalam penglihatan, karena merupakan bagian dari protein yang membantu reseptor retina dalam menyerap cahaya. Selain itu, vitamin A juga berfungsi dalam pemeliharaan organ vital lainnya, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, dan berbagai jaringan tubuh lainnya.
Vitamin A, yang juga dikenal sebagai retinol, adalah zat yang larut dalam lemak dan banyak ditemukan dalam berbagai produk hewani seperti hati, ikan, unggas, daging, produk susu, dan telur. Selain itu, vitamin A juga bisa diperoleh dari sumber nabati dalam bentuk beta-karoten yang kemudian dikonversi menjadi retinol di dalam tubuh. Namun, efektivitas proses ini tidak sebaik mendapatkan vitamin A langsung dari sumber hewani. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang kaya vitamin A sangat dianjurkan untuk mencegah defisiensi dan menjaga kesehatan mata.
Pencegahan xerophthalmia dapat dilakukan dengan memastikan asupan vitamin A yang cukup dalam pola makan sehari-hari. Bagi mereka yang berisiko mengalami kekurangan, seperti anak-anak di daerah dengan tingkat gizi rendah atau orang-orang dengan gangguan penyerapan nutrisi, suplemen vitamin A juga bisa menjadi solusi. Dengan kesadaran akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata dan tubuh secara keseluruhan, risiko terkena xerophthalmia dapat diminimalkan, sehingga terhindar dari komplikasi serius yang dapat menyebabkan kebutaan.(Courtesypicture:IlustrasiXerophthalmia)