Pantangan dan Tradisi Imlek: Kepercayaan yang Membawa Keberuntungan

Last Updated: January 31, 2025By Tags: , ,

(Jakarta-News.Sofund.id) Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu 29 Januari 2025 dan menjadi momen penuh makna bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Imlek tidak hanya dirayakan dengan tradisi berbagi angpao, makan malam keluarga, dan dekorasi serba merah, tetapi juga dengan berbagai pantangan yang dipercaya dapat memengaruhi keberuntungan sepanjang tahun.

Salah satu pantangan yang paling populer adalah larangan menyapu rumah pada hari pertama Imlek. Pakar feng shui, Yulius Fang, menjelaskan bahwa menurut kepercayaan tradisional, dewa kemakmuran akan datang ke rumah-rumah pada malam menjelang Tahun Baru Imlek untuk memberikan berkah. Oleh karena itu, menyapu rumah pada hari pertama dianggap dapat membuang keberuntungan yang telah masuk. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi sebagai aturan tidak tertulis yang dipercaya dapat membawa kesejahteraan bagi keluarga. Sebagai gantinya, disarankan untuk membersihkan rumah sebelum tengah malam agar rumah tetap bersih tanpa harus melanggar pantangan.

Selain larangan menyapu, ada beberapa pantangan lain yang diyakini membawa pengaruh besar dalam keberuntungan tahun baru. Salah satunya adalah tidak mencuci pakaian, keramas, atau mandi pada hari pertama dan kedua Imlek. Kepercayaan ini berakar dari penghormatan terhadap Dewa Air yang diyakini berulang tahun pada hari tersebut. Menggunakan air untuk mencuci dianggap sebagai tanda ketidakhormatan terhadap dewa.

Pantangan lainnya adalah tidak makan bubur di hari pertama Imlek. Pada zaman dahulu, bubur dianggap sebagai makanan orang miskin. Oleh sebab itu, menghindari bubur di hari Imlek diyakini sebagai simbol harapan akan kemakmuran di tahun mendatang. Masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa membangunkan seseorang secara paksa di pagi pertama Tahun Baru dapat membuatnya merasa tertekan sepanjang tahun, sehingga lebih baik membiarkan mereka bangun dengan sendirinya.

Hal lain yang dilarang adalah memberikan ucapan selamat kepada seseorang yang masih berada di tempat tidur, karena hal ini diyakini bisa menyebabkan orang tersebut jatuh sakit sepanjang tahun. Menggunakan benda tajam seperti gunting, pisau, atau jarum juga dihindari karena dapat menyebabkan luka dan darah yang dalam budaya Tionghoa dianggap membawa kesialan.

Tidur siang pada hari pertama Imlek juga menjadi pantangan karena menandakan kemalasan yang bisa terbawa sepanjang tahun. Selain itu, wanita yang sudah menikah sebaiknya tidak mengunjungi rumah orang tuanya pada hari pertama. Tradisi ini bermula dari kepercayaan bahwa jika seorang wanita yang sudah menikah kembali ke rumah orang tuanya pada hari pertama, itu bisa membawa kesialan bagi keluarga mereka. Sebagai gantinya, mereka disarankan untuk berkunjung pada hari kedua atau ketiga Imlek.

Pembagian angpao pun memiliki aturan tersendiri. Jumlah uang yang diberikan dalam angpao harus genap karena angka genap dianggap membawa keberuntungan. Selain itu, dalam memberikan salam hormat kepada yang lebih tua, tangan kiri harus menutupi tangan kanan sebagai bentuk penghormatan dalam tradisi Tiongkok kuno.

Meskipun beberapa pantangan ini tidak memiliki dasar ilmiah, banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari tradisi yang memperkaya budaya dan mempererat hubungan keluarga. Perayaan Imlek bukan hanya tentang ritual dan kepercayaan, tetapi juga tentang menciptakan suasana harmonis serta menyambut tahun yang baru dengan penuh optimisme. Dengan mematuhi tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, masyarakat Tionghoa berharap mendapatkan berkah dan keberuntungan di tahun yang akan datang. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)

Pantangan dan Tradisi Imlek: Kepercayaan yang Membawa Keberuntungan

Last Updated: January 31, 2025By Tags: , ,

(Jakarta-News.Sofund.id) Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu 29 Januari 2025 dan menjadi momen penuh makna bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Imlek tidak hanya dirayakan dengan tradisi berbagi angpao, makan malam keluarga, dan dekorasi serba merah, tetapi juga dengan berbagai pantangan yang dipercaya dapat memengaruhi keberuntungan sepanjang tahun.

Salah satu pantangan yang paling populer adalah larangan menyapu rumah pada hari pertama Imlek. Pakar feng shui, Yulius Fang, menjelaskan bahwa menurut kepercayaan tradisional, dewa kemakmuran akan datang ke rumah-rumah pada malam menjelang Tahun Baru Imlek untuk memberikan berkah. Oleh karena itu, menyapu rumah pada hari pertama dianggap dapat membuang keberuntungan yang telah masuk. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi sebagai aturan tidak tertulis yang dipercaya dapat membawa kesejahteraan bagi keluarga. Sebagai gantinya, disarankan untuk membersihkan rumah sebelum tengah malam agar rumah tetap bersih tanpa harus melanggar pantangan.

Selain larangan menyapu, ada beberapa pantangan lain yang diyakini membawa pengaruh besar dalam keberuntungan tahun baru. Salah satunya adalah tidak mencuci pakaian, keramas, atau mandi pada hari pertama dan kedua Imlek. Kepercayaan ini berakar dari penghormatan terhadap Dewa Air yang diyakini berulang tahun pada hari tersebut. Menggunakan air untuk mencuci dianggap sebagai tanda ketidakhormatan terhadap dewa.

Pantangan lainnya adalah tidak makan bubur di hari pertama Imlek. Pada zaman dahulu, bubur dianggap sebagai makanan orang miskin. Oleh sebab itu, menghindari bubur di hari Imlek diyakini sebagai simbol harapan akan kemakmuran di tahun mendatang. Masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa membangunkan seseorang secara paksa di pagi pertama Tahun Baru dapat membuatnya merasa tertekan sepanjang tahun, sehingga lebih baik membiarkan mereka bangun dengan sendirinya.

Hal lain yang dilarang adalah memberikan ucapan selamat kepada seseorang yang masih berada di tempat tidur, karena hal ini diyakini bisa menyebabkan orang tersebut jatuh sakit sepanjang tahun. Menggunakan benda tajam seperti gunting, pisau, atau jarum juga dihindari karena dapat menyebabkan luka dan darah yang dalam budaya Tionghoa dianggap membawa kesialan.

Tidur siang pada hari pertama Imlek juga menjadi pantangan karena menandakan kemalasan yang bisa terbawa sepanjang tahun. Selain itu, wanita yang sudah menikah sebaiknya tidak mengunjungi rumah orang tuanya pada hari pertama. Tradisi ini bermula dari kepercayaan bahwa jika seorang wanita yang sudah menikah kembali ke rumah orang tuanya pada hari pertama, itu bisa membawa kesialan bagi keluarga mereka. Sebagai gantinya, mereka disarankan untuk berkunjung pada hari kedua atau ketiga Imlek.

Pembagian angpao pun memiliki aturan tersendiri. Jumlah uang yang diberikan dalam angpao harus genap karena angka genap dianggap membawa keberuntungan. Selain itu, dalam memberikan salam hormat kepada yang lebih tua, tangan kiri harus menutupi tangan kanan sebagai bentuk penghormatan dalam tradisi Tiongkok kuno.

Meskipun beberapa pantangan ini tidak memiliki dasar ilmiah, banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari tradisi yang memperkaya budaya dan mempererat hubungan keluarga. Perayaan Imlek bukan hanya tentang ritual dan kepercayaan, tetapi juga tentang menciptakan suasana harmonis serta menyambut tahun yang baru dengan penuh optimisme. Dengan mematuhi tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, masyarakat Tionghoa berharap mendapatkan berkah dan keberuntungan di tahun yang akan datang. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)