Startup AI China yang Menyaingi OpenAI dan Google: Siapa Saja Mereka?

Last Updated: February 12, 2025By Tags: , ,

Sofund.news – Industri kecerdasan buatan (AI) di China semakin menunjukkan taringnya dengan munculnya berbagai perusahaan inovatif yang mampu bersaing dengan raksasa teknologi global seperti OpenAI dan Google. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah DeepSeek, yang berhasil menciptakan model AI berkinerja tinggi meski tanpa menggunakan teknologi tercanggih seperti pesaingnya dari Amerika Serikat.

Salah satu model unggulan DeepSeek, yaitu DeepSeek-V3, bahkan disebut-sebut mengungguli GPT-4o dari OpenAI dalam beberapa tolok ukur, termasuk AIME 2024. Yang lebih mengejutkan, model ini dikembangkan menggunakan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan chip H100 yang digunakan oleh OpenAI. Hal ini membuktikan bahwa AI buatan China tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, terutama dengan dominasi perusahaan besar seperti Alibaba dan Bytedance di sektor ini.

Menurut MIT Technology Review, startup AI di China memiliki potensi besar untuk berkembang jika mereka mampu memfokuskan diri pada segmen pasar tertentu, alih-alih bersaing secara langsung dengan perusahaan raksasa. DeepSeek telah membuktikan efektivitas strategi ini dengan lebih banyak berfokus pada penelitian AI daripada sekadar mengembangkan model dasar yang sudah dikuasai perusahaan besar. Namun, DeepSeek bukan satu-satunya startup yang patut diperhitungkan. Berikut adalah beberapa perusahaan AI lain dari China yang memiliki potensi besar untuk menyaingi dominasi AI global:

1. ModelBest – Spesialis AI Ringan

Didirikan oleh para peneliti dari Universitas Tsinghua pada tahun 2022, ModelBest memiliki pendekatan unik dalam pengembangan AI dengan menciptakan model yang ringan namun bertenaga. Salah satu rangkaian model AI andalannya, MiniCPM atau “Little Powerhouses”, dirancang untuk pemrosesan langsung di perangkat (on-device) seperti smartphone, PC, sistem otomotif, hingga perangkat smart home dan robot.

Model terbaru, MiniCPM 3.0, hanya memiliki empat miliar parameter, tetapi tetap mampu menyaingi GPT-3.5 dalam berbagai pengujian. Ini merupakan pencapaian luar biasa mengingat GPT-3.5 memiliki sekitar 175 miliar parameter, yang jauh lebih besar dibandingkan MiniCPM 3.0.

2. Stepfun – Pendatang Baru yang Langsung Menggebrak

Didirikan pada April 2023 oleh Jiang Daxin, mantan Wakil Presiden Senior Microsoft, Stepfun berkembang pesat dengan dukungan pendanaan dari investor besar, termasuk Tencent dan pemerintah Shanghai. Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil merilis 11 model AI dasar yang mencakup berbagai kebutuhan, mulai dari pemrosesan bahasa, visual, video, audio, hingga model multimodal.

Salah satu model unggulannya, Step-2, memiliki lebih dari satu triliun parameter dan telah membuktikan kemampuannya bersaing dengan model dari OpenAI, DeepSeek, Claude, hingga Gemini. Model multimodal Step-1V juga mendapat pengakuan di platform benchmark Chatbot Arena karena kemampuannya dalam memahami perintah berbasis visual. Popularitas model ini meningkat pesat, terbukti dari permintaan yang naik hingga 45 kali lipat pada paruh kedua tahun 2024.

3. Zhipu – Raksasa AI yang Lahir dari Universitas Tsinghua

Seperti ModelBest, Zhipu juga berasal dari Universitas Tsinghua dan berfokus pada pengembangan model AI dasar serta produk berbasis AI. Beberapa inovasi unggulannya termasuk ChatGLM, model AI percakapan, dan Ying, generator video yang dikembangkan sebagai pesaing Sora milik OpenAI.

Zhipu telah meluncurkan model AI canggih bernama GLM-4-Plus, yang dilatih menggunakan data sintetis berkualitas tinggi untuk mengurangi biaya pelatihan tanpa mengorbankan performa. Selain itu, mereka juga mengembangkan model vision GLM-4V-Plus yang mampu menginterpretasikan halaman web serta video. Dengan valuasi lebih dari 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 32,5 triliun), Zhipu kini menjadi salah satu startup AI terbesar di China dan dikabarkan sedang bersiap untuk melantai di bursa saham.

4. Infinigence AI – Pemimpin Infrastruktur AI China

Berbeda dengan perusahaan lain yang fokus mengembangkan model AI, Infinigence AI lebih berfokus pada infrastruktur AI. Didirikan pada tahun 2023, perusahaan ini telah mendapatkan pendanaan sebesar 140 juta dolar AS (sekitar Rp 2,2 triliun) dan menawarkan teknologi yang mampu menyinkronkan chip dari berbagai merek untuk meningkatkan efektivitas pelatihan AI.

Infinigence AI mengeklaim bahwa sistem mereka dapat menggabungkan chip dari AMD, Huawei, hingga Nvidia secara seamless, yang sangat berguna bagi China yang menghadapi pembatasan akses terhadap chip buatan AS. Perusahaan ini juga mengembangkan platform cloud Infini-AI yang memungkinkan perusahaan lain untuk membangun dan menerapkan model AI mereka sendiri. Sistem pelatihan AI HetHub yang dikembangkan oleh Infinigence AI diklaim mampu memangkas waktu pelatihan model AI hingga 30%.

Kesimpulan

Persaingan di dunia AI semakin ketat dengan kemunculan berbagai perusahaan AI dari China yang mampu menyaingi dominasi OpenAI dan Google. Dengan pendekatan unik mereka masing-masing, startup seperti DeepSeek, ModelBest, Stepfun, Zhipu, dan Infinigence AI berhasil menciptakan teknologi yang tidak hanya inovatif tetapi juga kompetitif. Ke depannya, pertumbuhan industri AI di China diprediksi akan semakin pesat dan mungkin saja mampu mengambil alih dominasi AI global yang selama ini dipegang oleh perusahaan-perusahaan Barat.(Courtesy picture:IlustrasibisnisAI)

Startup AI China yang Menyaingi OpenAI dan Google: Siapa Saja Mereka?

Last Updated: February 12, 2025By Tags: , ,

Sofund.news – Industri kecerdasan buatan (AI) di China semakin menunjukkan taringnya dengan munculnya berbagai perusahaan inovatif yang mampu bersaing dengan raksasa teknologi global seperti OpenAI dan Google. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah DeepSeek, yang berhasil menciptakan model AI berkinerja tinggi meski tanpa menggunakan teknologi tercanggih seperti pesaingnya dari Amerika Serikat.

Salah satu model unggulan DeepSeek, yaitu DeepSeek-V3, bahkan disebut-sebut mengungguli GPT-4o dari OpenAI dalam beberapa tolok ukur, termasuk AIME 2024. Yang lebih mengejutkan, model ini dikembangkan menggunakan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan chip H100 yang digunakan oleh OpenAI. Hal ini membuktikan bahwa AI buatan China tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, terutama dengan dominasi perusahaan besar seperti Alibaba dan Bytedance di sektor ini.

Menurut MIT Technology Review, startup AI di China memiliki potensi besar untuk berkembang jika mereka mampu memfokuskan diri pada segmen pasar tertentu, alih-alih bersaing secara langsung dengan perusahaan raksasa. DeepSeek telah membuktikan efektivitas strategi ini dengan lebih banyak berfokus pada penelitian AI daripada sekadar mengembangkan model dasar yang sudah dikuasai perusahaan besar. Namun, DeepSeek bukan satu-satunya startup yang patut diperhitungkan. Berikut adalah beberapa perusahaan AI lain dari China yang memiliki potensi besar untuk menyaingi dominasi AI global:

1. ModelBest – Spesialis AI Ringan

Didirikan oleh para peneliti dari Universitas Tsinghua pada tahun 2022, ModelBest memiliki pendekatan unik dalam pengembangan AI dengan menciptakan model yang ringan namun bertenaga. Salah satu rangkaian model AI andalannya, MiniCPM atau “Little Powerhouses”, dirancang untuk pemrosesan langsung di perangkat (on-device) seperti smartphone, PC, sistem otomotif, hingga perangkat smart home dan robot.

Model terbaru, MiniCPM 3.0, hanya memiliki empat miliar parameter, tetapi tetap mampu menyaingi GPT-3.5 dalam berbagai pengujian. Ini merupakan pencapaian luar biasa mengingat GPT-3.5 memiliki sekitar 175 miliar parameter, yang jauh lebih besar dibandingkan MiniCPM 3.0.

2. Stepfun – Pendatang Baru yang Langsung Menggebrak

Didirikan pada April 2023 oleh Jiang Daxin, mantan Wakil Presiden Senior Microsoft, Stepfun berkembang pesat dengan dukungan pendanaan dari investor besar, termasuk Tencent dan pemerintah Shanghai. Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil merilis 11 model AI dasar yang mencakup berbagai kebutuhan, mulai dari pemrosesan bahasa, visual, video, audio, hingga model multimodal.

Salah satu model unggulannya, Step-2, memiliki lebih dari satu triliun parameter dan telah membuktikan kemampuannya bersaing dengan model dari OpenAI, DeepSeek, Claude, hingga Gemini. Model multimodal Step-1V juga mendapat pengakuan di platform benchmark Chatbot Arena karena kemampuannya dalam memahami perintah berbasis visual. Popularitas model ini meningkat pesat, terbukti dari permintaan yang naik hingga 45 kali lipat pada paruh kedua tahun 2024.

3. Zhipu – Raksasa AI yang Lahir dari Universitas Tsinghua

Seperti ModelBest, Zhipu juga berasal dari Universitas Tsinghua dan berfokus pada pengembangan model AI dasar serta produk berbasis AI. Beberapa inovasi unggulannya termasuk ChatGLM, model AI percakapan, dan Ying, generator video yang dikembangkan sebagai pesaing Sora milik OpenAI.

Zhipu telah meluncurkan model AI canggih bernama GLM-4-Plus, yang dilatih menggunakan data sintetis berkualitas tinggi untuk mengurangi biaya pelatihan tanpa mengorbankan performa. Selain itu, mereka juga mengembangkan model vision GLM-4V-Plus yang mampu menginterpretasikan halaman web serta video. Dengan valuasi lebih dari 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 32,5 triliun), Zhipu kini menjadi salah satu startup AI terbesar di China dan dikabarkan sedang bersiap untuk melantai di bursa saham.

4. Infinigence AI – Pemimpin Infrastruktur AI China

Berbeda dengan perusahaan lain yang fokus mengembangkan model AI, Infinigence AI lebih berfokus pada infrastruktur AI. Didirikan pada tahun 2023, perusahaan ini telah mendapatkan pendanaan sebesar 140 juta dolar AS (sekitar Rp 2,2 triliun) dan menawarkan teknologi yang mampu menyinkronkan chip dari berbagai merek untuk meningkatkan efektivitas pelatihan AI.

Infinigence AI mengeklaim bahwa sistem mereka dapat menggabungkan chip dari AMD, Huawei, hingga Nvidia secara seamless, yang sangat berguna bagi China yang menghadapi pembatasan akses terhadap chip buatan AS. Perusahaan ini juga mengembangkan platform cloud Infini-AI yang memungkinkan perusahaan lain untuk membangun dan menerapkan model AI mereka sendiri. Sistem pelatihan AI HetHub yang dikembangkan oleh Infinigence AI diklaim mampu memangkas waktu pelatihan model AI hingga 30%.

Kesimpulan

Persaingan di dunia AI semakin ketat dengan kemunculan berbagai perusahaan AI dari China yang mampu menyaingi dominasi OpenAI dan Google. Dengan pendekatan unik mereka masing-masing, startup seperti DeepSeek, ModelBest, Stepfun, Zhipu, dan Infinigence AI berhasil menciptakan teknologi yang tidak hanya inovatif tetapi juga kompetitif. Ke depannya, pertumbuhan industri AI di China diprediksi akan semakin pesat dan mungkin saja mampu mengambil alih dominasi AI global yang selama ini dipegang oleh perusahaan-perusahaan Barat.(Courtesy picture:IlustrasibisnisAI)