Indonesia Bersiap Luncurkan Bank Emas: Transformasi Ekonomi dan Penguatan Cadangan Nasional
Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan rencana pendirian Bank Emas Indonesia atau Bullion Bank
Jakarta, Sofund.news – Senin, 17 Februari 2025, Bank ini dijadwalkan akan diresmikan pada 26 Februari 2025 dan menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi nasional. Menurut Presiden, selama ini Indonesia tidak memiliki bank khusus yang mengelola dan menyimpan emas dalam negeri. Akibatnya, emas yang ditambang di Indonesia lebih banyak mengalir ke luar negeri tanpa dikelola secara strategis untuk kepentingan ekonomi nasional.
Selama ini kita tidak memiliki bank khusus untuk emas kita. Emas yang ditambang dari tanah Indonesia mengalir ke luar negeri, sementara kita tidak memiliki sistem yang mengatur penyimpanannya secara efektif. Oleh karena itu, dengan kehadiran Bank Emas Indonesia, kita ingin mengelola kekayaan ini lebih baik,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka.


Pendirian bank emas ini merupakan yang pertama kali di Indonesia dan akan menjadi instrumen keuangan yang fokus pada layanan berbasis logam mulia. Bullion bank sendiri merupakan jenis bank yang menyediakan berbagai layanan perbankan yang berkaitan dengan emas dan logam mulia lainnya.
Sejarah dan Urgensi Pendirian Bank Emas
Gagasan tentang bullion bank sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Pada November 2024, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pernah mengangkat pentingnya pembentukan bank emas dalam suatu rapat terbatas bersama Presiden RI. Meski tidak disebutkan secara spesifik apakah pembahasan tersebut terjadi di era Presiden Joko Widodo atau di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, Erick menegaskan bahwa bullion bank merupakan langkah penting untuk memperluas ekosistem produksi emas dalam negeri.
“Sudah pernah dibahas bagaimana Indonesia harus memiliki bullion bank sendiri. Sebelumnya, ekosistem industri emas di Indonesia belum terhubung dengan baik. Dengan adanya bullion bank, kita bisa memastikan bahwa sistemnya lebih terintegrasi dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih luas,” ujar Erick dalam sebuah acara kerja sama antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang (Antam) pada 7 November 2024.
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan bullion bank akan membuka peluang lebih besar dalam sektor keuangan nasional, khususnya dalam menciptakan sistem tabungan dan investasi berbasis emas bagi masyarakat.
Salah satu alasan utama pemerintah mendorong pembentukan Bank Emas Indonesia adalah tingginya produksi emas dalam negeri yang mencapai puluhan ton per tahun.
Cadangan Emas Indonesia dan Manfaat Ekonomi
Dengan adanya bullion bank, masyarakat akan lebih mudah berpartisipasi dalam investasi emas, baik melalui deposito maupun tabungan emas.
“Dengan Freeport yang kini memiliki smelter, produksi emas bisa mencapai 50 ton per tahun. Sebanyak 30 ton dari jumlah tersebut akan dibeli oleh PT Antam, yang berpotensi menghemat hampir Rp200 triliun. Ini adalah nilai yang sangat besar bagi perekonomian nasional,” ungkap Erick Thohir.
Namun, ia juga menegaskan bahwa pengelolaan emas di Indonesia tidak cukup hanya dengan produksi dan transaksi perdagangan biasa. Menurutnya, penting untuk terus menggali potensi ekonomi masyarakat melalui investasi emas yang lebih terjangkau, seperti tabungan emas yang bisa diakses oleh berbagai kalangan.
“Di Indonesia, kita memiliki berbagai instrumen keuangan seperti bank syariah dan pegadaian. Dengan adanya bullion bank, masyarakat bisa mulai menabung emas, yang pada akhirnya akan meningkatkan cadangan emas nasional kita,” tambah Erick.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat keenam dunia dalam hal cadangan emas, dengan total sekitar 2.600 ton. Namun, cadangan emas batangan Indonesia masih relatif kecil, yaitu hanya 78,3 ton, yang membuatnya berada di posisi ke-43 secara global. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki cadangan emas lebih dari 8.000 ton.
“Secara global, kita berada di peringkat keenam dalam hal cadangan emas, tetapi untuk cadangan emas batangan, kita masih tertinggal jauh. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan cadangan emas kita, tidak hanya untuk negara, tetapi juga melalui partisipasi aktif masyarakat,” ujar Erick.
Harapan ke Depan
Dengan peluncuran Bank Emas Indonesia, pemerintah berharap dapat meningkatkan cadangan emas nasional, memperkuat ekosistem industri emas dalam negeri, serta memberikan lebih banyak opsi investasi bagi masyarakat. Bank emas ini diharapkan menjadi instrumen keuangan yang dapat meningkatkan stabilitas ekonomi serta mengurangi ketergantungan terhadap pasar emas internasional.
Kehadiran bullion bank juga berpotensi mendukung berbagai sektor keuangan lainnya, seperti industri perbankan syariah, pegadaian, dan lembaga investasi yang berbasis logam mulia. Dengan semakin banyaknya pilihan investasi berbasis emas, masyarakat bisa memiliki alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya.
Pada akhirnya, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah dalam menciptakan transformasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap investasi emas, Bank Emas Indonesia bisa menjadi salah satu pilar penting dalam sistem keuangan nasional.
Dengan peresmian yang tinggal menghitung hari, publik menantikan langkah-langkah strategis yang akan diambil pemerintah dalam mengelola dan mengembangkan bank emas ini. Apakah Indonesia akan mampu memanfaatkan potensi besar cadangan emasnya dan meningkatkan daya saingnya di pasar global? Hanya waktu yang akan menjawabnya.(Courtesy picture:dok.Instagram Sekretariat Kabinet)
Indonesia Bersiap Luncurkan Bank Emas: Transformasi Ekonomi dan Penguatan Cadangan Nasional
Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan rencana pendirian Bank Emas Indonesia atau Bullion Bank
Jakarta, Sofund.news – Senin, 17 Februari 2025, Bank ini dijadwalkan akan diresmikan pada 26 Februari 2025 dan menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi nasional. Menurut Presiden, selama ini Indonesia tidak memiliki bank khusus yang mengelola dan menyimpan emas dalam negeri. Akibatnya, emas yang ditambang di Indonesia lebih banyak mengalir ke luar negeri tanpa dikelola secara strategis untuk kepentingan ekonomi nasional.
Selama ini kita tidak memiliki bank khusus untuk emas kita. Emas yang ditambang dari tanah Indonesia mengalir ke luar negeri, sementara kita tidak memiliki sistem yang mengatur penyimpanannya secara efektif. Oleh karena itu, dengan kehadiran Bank Emas Indonesia, kita ingin mengelola kekayaan ini lebih baik,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka.


Pendirian bank emas ini merupakan yang pertama kali di Indonesia dan akan menjadi instrumen keuangan yang fokus pada layanan berbasis logam mulia. Bullion bank sendiri merupakan jenis bank yang menyediakan berbagai layanan perbankan yang berkaitan dengan emas dan logam mulia lainnya.
Sejarah dan Urgensi Pendirian Bank Emas
Gagasan tentang bullion bank sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Pada November 2024, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pernah mengangkat pentingnya pembentukan bank emas dalam suatu rapat terbatas bersama Presiden RI. Meski tidak disebutkan secara spesifik apakah pembahasan tersebut terjadi di era Presiden Joko Widodo atau di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, Erick menegaskan bahwa bullion bank merupakan langkah penting untuk memperluas ekosistem produksi emas dalam negeri.
“Sudah pernah dibahas bagaimana Indonesia harus memiliki bullion bank sendiri. Sebelumnya, ekosistem industri emas di Indonesia belum terhubung dengan baik. Dengan adanya bullion bank, kita bisa memastikan bahwa sistemnya lebih terintegrasi dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih luas,” ujar Erick dalam sebuah acara kerja sama antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang (Antam) pada 7 November 2024.
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan bullion bank akan membuka peluang lebih besar dalam sektor keuangan nasional, khususnya dalam menciptakan sistem tabungan dan investasi berbasis emas bagi masyarakat.
Salah satu alasan utama pemerintah mendorong pembentukan Bank Emas Indonesia adalah tingginya produksi emas dalam negeri yang mencapai puluhan ton per tahun.
Cadangan Emas Indonesia dan Manfaat Ekonomi
Dengan adanya bullion bank, masyarakat akan lebih mudah berpartisipasi dalam investasi emas, baik melalui deposito maupun tabungan emas.
“Dengan Freeport yang kini memiliki smelter, produksi emas bisa mencapai 50 ton per tahun. Sebanyak 30 ton dari jumlah tersebut akan dibeli oleh PT Antam, yang berpotensi menghemat hampir Rp200 triliun. Ini adalah nilai yang sangat besar bagi perekonomian nasional,” ungkap Erick Thohir.
Namun, ia juga menegaskan bahwa pengelolaan emas di Indonesia tidak cukup hanya dengan produksi dan transaksi perdagangan biasa. Menurutnya, penting untuk terus menggali potensi ekonomi masyarakat melalui investasi emas yang lebih terjangkau, seperti tabungan emas yang bisa diakses oleh berbagai kalangan.
“Di Indonesia, kita memiliki berbagai instrumen keuangan seperti bank syariah dan pegadaian. Dengan adanya bullion bank, masyarakat bisa mulai menabung emas, yang pada akhirnya akan meningkatkan cadangan emas nasional kita,” tambah Erick.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat keenam dunia dalam hal cadangan emas, dengan total sekitar 2.600 ton. Namun, cadangan emas batangan Indonesia masih relatif kecil, yaitu hanya 78,3 ton, yang membuatnya berada di posisi ke-43 secara global. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki cadangan emas lebih dari 8.000 ton.
“Secara global, kita berada di peringkat keenam dalam hal cadangan emas, tetapi untuk cadangan emas batangan, kita masih tertinggal jauh. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan cadangan emas kita, tidak hanya untuk negara, tetapi juga melalui partisipasi aktif masyarakat,” ujar Erick.
Harapan ke Depan
Dengan peluncuran Bank Emas Indonesia, pemerintah berharap dapat meningkatkan cadangan emas nasional, memperkuat ekosistem industri emas dalam negeri, serta memberikan lebih banyak opsi investasi bagi masyarakat. Bank emas ini diharapkan menjadi instrumen keuangan yang dapat meningkatkan stabilitas ekonomi serta mengurangi ketergantungan terhadap pasar emas internasional.
Kehadiran bullion bank juga berpotensi mendukung berbagai sektor keuangan lainnya, seperti industri perbankan syariah, pegadaian, dan lembaga investasi yang berbasis logam mulia. Dengan semakin banyaknya pilihan investasi berbasis emas, masyarakat bisa memiliki alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya.
Pada akhirnya, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah dalam menciptakan transformasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap investasi emas, Bank Emas Indonesia bisa menjadi salah satu pilar penting dalam sistem keuangan nasional.
Dengan peresmian yang tinggal menghitung hari, publik menantikan langkah-langkah strategis yang akan diambil pemerintah dalam mengelola dan mengembangkan bank emas ini. Apakah Indonesia akan mampu memanfaatkan potensi besar cadangan emasnya dan meningkatkan daya saingnya di pasar global? Hanya waktu yang akan menjawabnya.(Courtesy picture:dok.Instagram Sekretariat Kabinet)