Misi Besar Taekwondo Indonesia: Bangkit Menuju Olimpiade 2028
Jakarta, Sofund.news – Sudah lebih dari tiga dekade sejak Indonesia terakhir kali meraih medali Olimpiade di cabang olahraga taekwondo. Medali tersebut diraih oleh Dirc Richard Talumewo di Olimpiade Barcelona 1992. Setelah itu, prestasi taekwondo Indonesia di ajang olahraga tertinggi dunia ini meredup.
Kini, di bawah kepemimpinan Letjen TNI Richard Tampubolon, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) bertekad untuk membawa taekwondo kembali ke panggung dunia. Visi besar bertajuk “Taekwondo Indonesia Road to Olympic” menjadi fokus utama, dengan harapan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan taekwondo global.
Komitmen ini semakin kuat setelah PBTI sukses menggelar dua ajang internasional bergengsi pada tahun lalu. Indonesia menjadi tuan rumah 6th KASAD Asian Taekwondo Championships G2—kompetisi berstatus prestisius yang pertama kali diselenggarakan di Tanah Air—serta International Referee Meeting yang diakui oleh World Taekwondo. Kedua acara ini membuktikan kredibilitas Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi bertaraf global dan bagian penting dalam ekosistem taekwondo dunia.
Meski mendapat pengakuan internasional, PBTI menyadari bahwa evaluasi dan perbaikan harus terus dilakukan agar taekwondo Indonesia dapat bersaing di panggung Olimpiade, terutama menghadapi Olimpiade Los Angeles 2028. Richard Tampubolon menegaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah menjaga konsistensi prestasi atlet di level internasional serta mengoptimalkan sistem pemusatan latihan nasional (pelatnas). Oleh karena itu, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dijadikan momentum untuk memperkuat kolaborasi dan menyusun strategi yang lebih terukur.
Rakernas yang berlangsung pada 17-18 Februari 2025 ini menghasilkan tiga fokus utama dalam pengembangan taekwondo nasional. Pertama, peningkatan kualitas atlet melalui program pelatnas berbasis data dan sains. Pendekatan ini bertujuan untuk membangun sistem pelatihan yang lebih efektif dan sesuai dengan standar olahraga modern. Kedua, pengembangan wasit dan pelatih melalui sertifikasi berstandar internasional, guna memastikan bahwa sumber daya manusia dalam dunia taekwondo Indonesia memiliki kualitas yang kompetitif. Ketiga, ekspansi jejaring global dengan mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah event World Taekwondo di masa depan.
Richard menegaskan bahwa PBTI tidak hanya ingin menjadikan taekwondo sebagai cabang olahraga berprestasi, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Menurutnya, taekwondo adalah lebih dari sekadar olahraga, melainkan juga sekolah kehidupan yang mengajarkan nilai-nilai integritas, kedisiplinan, dan pantang menyerah.
Rakernas 2025 dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus provinsi, pelatih, atlet, wasit, serta mitra strategis. Forum ini menjadi ajang diskusi produktif untuk menyusun kebijakan terbaik, termasuk penguatan infrastruktur di daerah dan sinergi antarwilayah dalam pengembangan taekwondo nasional.
Dengan semangat kebersamaan, PBTI optimistis dapat mengembalikan kejayaan taekwondo Indonesia di tingkat dunia. Misi besar menuju Olimpiade 2028 pun dicanangkan dengan semangat: “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Taekwondo Indonesia!” (Courtesy picture:Dok PBTI)
Misi Besar Taekwondo Indonesia: Bangkit Menuju Olimpiade 2028
Jakarta, Sofund.news – Sudah lebih dari tiga dekade sejak Indonesia terakhir kali meraih medali Olimpiade di cabang olahraga taekwondo. Medali tersebut diraih oleh Dirc Richard Talumewo di Olimpiade Barcelona 1992. Setelah itu, prestasi taekwondo Indonesia di ajang olahraga tertinggi dunia ini meredup.
Kini, di bawah kepemimpinan Letjen TNI Richard Tampubolon, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) bertekad untuk membawa taekwondo kembali ke panggung dunia. Visi besar bertajuk “Taekwondo Indonesia Road to Olympic” menjadi fokus utama, dengan harapan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan taekwondo global.
Komitmen ini semakin kuat setelah PBTI sukses menggelar dua ajang internasional bergengsi pada tahun lalu. Indonesia menjadi tuan rumah 6th KASAD Asian Taekwondo Championships G2—kompetisi berstatus prestisius yang pertama kali diselenggarakan di Tanah Air—serta International Referee Meeting yang diakui oleh World Taekwondo. Kedua acara ini membuktikan kredibilitas Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi bertaraf global dan bagian penting dalam ekosistem taekwondo dunia.
Meski mendapat pengakuan internasional, PBTI menyadari bahwa evaluasi dan perbaikan harus terus dilakukan agar taekwondo Indonesia dapat bersaing di panggung Olimpiade, terutama menghadapi Olimpiade Los Angeles 2028. Richard Tampubolon menegaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah menjaga konsistensi prestasi atlet di level internasional serta mengoptimalkan sistem pemusatan latihan nasional (pelatnas). Oleh karena itu, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dijadikan momentum untuk memperkuat kolaborasi dan menyusun strategi yang lebih terukur.
Rakernas yang berlangsung pada 17-18 Februari 2025 ini menghasilkan tiga fokus utama dalam pengembangan taekwondo nasional. Pertama, peningkatan kualitas atlet melalui program pelatnas berbasis data dan sains. Pendekatan ini bertujuan untuk membangun sistem pelatihan yang lebih efektif dan sesuai dengan standar olahraga modern. Kedua, pengembangan wasit dan pelatih melalui sertifikasi berstandar internasional, guna memastikan bahwa sumber daya manusia dalam dunia taekwondo Indonesia memiliki kualitas yang kompetitif. Ketiga, ekspansi jejaring global dengan mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah event World Taekwondo di masa depan.
Richard menegaskan bahwa PBTI tidak hanya ingin menjadikan taekwondo sebagai cabang olahraga berprestasi, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Menurutnya, taekwondo adalah lebih dari sekadar olahraga, melainkan juga sekolah kehidupan yang mengajarkan nilai-nilai integritas, kedisiplinan, dan pantang menyerah.
Rakernas 2025 dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus provinsi, pelatih, atlet, wasit, serta mitra strategis. Forum ini menjadi ajang diskusi produktif untuk menyusun kebijakan terbaik, termasuk penguatan infrastruktur di daerah dan sinergi antarwilayah dalam pengembangan taekwondo nasional.
Dengan semangat kebersamaan, PBTI optimistis dapat mengembalikan kejayaan taekwondo Indonesia di tingkat dunia. Misi besar menuju Olimpiade 2028 pun dicanangkan dengan semangat: “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Taekwondo Indonesia!” (Courtesy picture:Dok PBTI)