Ray Dalio, Konglomerat AS dengan Kekayaan Rp218 Triliun, Hadiri Pertemuan dengan Prabowo dan Para Pengusaha Indonesia
Jakarta, Sofund.news – Raymond Thomas Dalio, atau yang lebih dikenal sebagai Ray Dalio, seorang konglomerat asal Amerika Serikat dengan kekayaan mencapai Rp218 triliun, hadir dalam pertemuan penting bersama Presiden Prabowo Subianto dan para pengusaha terkemuka Indonesia di Istana Negara pada Jumat (7/3) siang. Ray Dalio, yang mengenakan baju batik cokelat, duduk di samping Prabowo dalam pertemuan tersebut. Dalam pidato sambutannya, Prabowo memperkenalkan sosok Ray Dalio kepada para pengusaha yang hadir dan memuji pengalamannya yang luas di bidang ekonomi global.
Prabowo juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (BPI Danantara), sebuah sovereign wealth fund (SWF) yang diharapkan menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia. “Saudara-saudara sekalian, bersama-sama telah menggagas dan melahirkan sebuah SWF yang cukup besar, yaitu Badan Pengelola Investasi Danantara,” kata Prabowo. Ia menjelaskan bahwa BPI Danantara akan menjadi wadah untuk mengkonsolidasikan BUMN dan aset negara guna meningkatkan kinerja dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
“Intinya, BUMN usaha negara dan Danantara kita konsolidasikan untuk melaksanakan suatu perbaikan dan peningkatan dalam kinerja. Kita akui bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki agar kinerja aset kita menjadi lebih baik,” tambah Prabowo.
Prabowo menyebut Ray Dalio sebagai teman baiknya dan berharap ia bisa menjadi teman baik bagi Indonesia. Prabowo memuji pengalaman Ray Dalio yang luas di bidang ekonomi, terutama di kawasan Asia, Timur Tengah, dan dunia. “Kami sangat beruntung dengan kehadiran Anda di sini sebagai seorang sahabat. Kami selalu ingin berinteraksi dengan Anda,” ujar Prabowo.Ray Dalio, dengan pengalamannya yang luas, diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga bagi Indonesia. Kehadirannya tidak hanya sebagai investor, tetapi juga sebagai mitra strategis yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Prabowo menyatakan bahwa Indonesia sangat beruntung dapat berinteraksi dengan Ray Dalio, yang diharapkan dapat menjadi sahabat bagi negara ini.
Ray Dalio adalah seorang pengusaha sukses di bidang investasi, khususnya dalam dunia hedge fund atau dana lindung nilai. Ia mendirikan Bridgewater Associates, perusahaan yang mengelola dana para investor senilai US112miliaratausetaraRp1.745triliun.MenurutForbes,per16Oktober2024,totalkekayaanRayDaliomencapaiUS14 miliar atau sekitar Rp218 triliun.
Pertemuan ini bukan kali pertama Prabowo bertemu dengan para konglomerat Indonesia. Sebelumnya, Prabowo juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha terkemuka, termasuk Chairul Tanjung, Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam), Sugianto Kusuma (Aguan), Anthony Salim, Boy Thohir, James Riady, Franky Widjaja, Prajogo Pangestu, dan Tom Lembong. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.(Courtesy picture:Dok Sekretariat Kabinet IG)
Ray Dalio, Konglomerat AS dengan Kekayaan Rp218 Triliun, Hadiri Pertemuan dengan Prabowo dan Para Pengusaha Indonesia
Jakarta, Sofund.news – Raymond Thomas Dalio, atau yang lebih dikenal sebagai Ray Dalio, seorang konglomerat asal Amerika Serikat dengan kekayaan mencapai Rp218 triliun, hadir dalam pertemuan penting bersama Presiden Prabowo Subianto dan para pengusaha terkemuka Indonesia di Istana Negara pada Jumat (7/3) siang. Ray Dalio, yang mengenakan baju batik cokelat, duduk di samping Prabowo dalam pertemuan tersebut. Dalam pidato sambutannya, Prabowo memperkenalkan sosok Ray Dalio kepada para pengusaha yang hadir dan memuji pengalamannya yang luas di bidang ekonomi global.
Prabowo juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (BPI Danantara), sebuah sovereign wealth fund (SWF) yang diharapkan menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia. “Saudara-saudara sekalian, bersama-sama telah menggagas dan melahirkan sebuah SWF yang cukup besar, yaitu Badan Pengelola Investasi Danantara,” kata Prabowo. Ia menjelaskan bahwa BPI Danantara akan menjadi wadah untuk mengkonsolidasikan BUMN dan aset negara guna meningkatkan kinerja dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
“Intinya, BUMN usaha negara dan Danantara kita konsolidasikan untuk melaksanakan suatu perbaikan dan peningkatan dalam kinerja. Kita akui bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki agar kinerja aset kita menjadi lebih baik,” tambah Prabowo.
Prabowo menyebut Ray Dalio sebagai teman baiknya dan berharap ia bisa menjadi teman baik bagi Indonesia. Prabowo memuji pengalaman Ray Dalio yang luas di bidang ekonomi, terutama di kawasan Asia, Timur Tengah, dan dunia. “Kami sangat beruntung dengan kehadiran Anda di sini sebagai seorang sahabat. Kami selalu ingin berinteraksi dengan Anda,” ujar Prabowo.Ray Dalio, dengan pengalamannya yang luas, diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga bagi Indonesia. Kehadirannya tidak hanya sebagai investor, tetapi juga sebagai mitra strategis yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Prabowo menyatakan bahwa Indonesia sangat beruntung dapat berinteraksi dengan Ray Dalio, yang diharapkan dapat menjadi sahabat bagi negara ini.
Ray Dalio adalah seorang pengusaha sukses di bidang investasi, khususnya dalam dunia hedge fund atau dana lindung nilai. Ia mendirikan Bridgewater Associates, perusahaan yang mengelola dana para investor senilai US112miliaratausetaraRp1.745triliun.MenurutForbes,per16Oktober2024,totalkekayaanRayDaliomencapaiUS14 miliar atau sekitar Rp218 triliun.
Pertemuan ini bukan kali pertama Prabowo bertemu dengan para konglomerat Indonesia. Sebelumnya, Prabowo juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha terkemuka, termasuk Chairul Tanjung, Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam), Sugianto Kusuma (Aguan), Anthony Salim, Boy Thohir, James Riady, Franky Widjaja, Prajogo Pangestu, dan Tom Lembong. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.(Courtesy picture:Dok Sekretariat Kabinet IG)