Detergen Ramah Lingkungan Berbasis Kayu dan Jagung: Alternatif Efektif untuk Pembersih Sintetis
Jakarta, Sofund.news – Produk pembersih telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak di antaranya mengandung bahan kimia berbahaya seperti alkilfenol polietoksilat dan fosfat. Senyawa ini sulit terurai di lingkungan dan dapat memicu pertumbuhan alga yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Upaya menggantikan pembersih komersial berbasis bahan kimia dengan alternatif alami memang telah dilakukan, namun hasilnya masih belum memuaskan. Banyak produk alami yang tersedia saat ini memiliki efektivitas rendah, biaya produksi tinggi, dan bahkan berpotensi merusak permukaan atau kain. Oleh karena itu, pengembangan pembersih alami yang terjangkau, mudah diproduksi, efektif, dan ramah lingkungan menjadi kebutuhan mendesak.
Menanggapi tantangan ini, tim peneliti dari Tianjin University of Science and Technology, China, berhasil mengembangkan detergen inovatif yang menggunakan sumber daya terbarukan, yaitu serat kayu halus dan protein jagung. Dengan menggabungkan nanofiber selulosa dari kayu dan protein zein dari jagung, mereka menciptakan emulsi pembersih yang efisien. Selulosa memiliki kemampuan menarik dan menolak air, sehingga membantu membentuk emulsi yang mampu mengangkat berbagai noda. Sementara itu, protein zein berperan dalam menstabilkan emulsi dan menangkap minyak dengan lebih baik.
Untuk menguji efektivitas deterjen ini, para peneliti melakukan serangkaian percobaan pada kain katun dan piring dengan noda tinta, minyak cabai, serta pasta tomat. Hasilnya menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1 persen, deterjen selulosa/zein sedikit kurang efektif dibandingkan dengan bubuk pencuci komersial. Namun, saat konsentrasi dinaikkan menjadi 5 persen, produk ini mampu membersihkan noda lebih baik daripada larutan bubuk pencuci 1 persen. Pengamatan mikroskopis juga menunjukkan bahwa deterjen selulosa/zein tidak meninggalkan residu pada kain katun, sehingga aman digunakan tanpa risiko merusak serat kain.
Selain itu, penelitian ini juga menguji efektivitas detergen alami ini dalam membersihkan noda minyak cabai pada piring berbahan keramik, baja tahan karat, kaca, dan plastik. Hasilnya cukup menjanjikan—dengan pengenceran yang sama, deterjen ini mampu membersihkan hampir setara dengan sabun cuci piring komersial. Bahkan, pada konsentrasi 5 persen, produk berbasis selulosa dan zein lebih unggul dibandingkan deterjen sintetis 1 persen. Misalnya, pada piring baja tahan karat, deterjen selulosa/zein berhasil menghilangkan hingga 92 persen noda, lebih tinggi dibandingkan 87 persen yang dihasilkan oleh sabun cuci piring konvensional.
Temuan ini menunjukkan bahwa deterjen alami berbasis kayu dan jagung berpotensi menjadi alternatif yang efektif, ekonomis, dan berkelanjutan bagi produk pembersih sintetis yang umum digunakan saat ini. Selain menawarkan solusi ramah lingkungan, inovasi ini juga menjanjikan efisiensi pembersihan yang tidak kalah dari deterjen konvensional. Jika dikembangkan lebih lanjut, produk ini dapat menjadi langkah maju dalam mengurangi dampak negatif bahan kimia terhadap lingkungan tanpa mengorbankan efektivitas pembersihan. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)
Detergen Ramah Lingkungan Berbasis Kayu dan Jagung: Alternatif Efektif untuk Pembersih Sintetis
Jakarta, Sofund.news – Produk pembersih telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak di antaranya mengandung bahan kimia berbahaya seperti alkilfenol polietoksilat dan fosfat. Senyawa ini sulit terurai di lingkungan dan dapat memicu pertumbuhan alga yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Upaya menggantikan pembersih komersial berbasis bahan kimia dengan alternatif alami memang telah dilakukan, namun hasilnya masih belum memuaskan. Banyak produk alami yang tersedia saat ini memiliki efektivitas rendah, biaya produksi tinggi, dan bahkan berpotensi merusak permukaan atau kain. Oleh karena itu, pengembangan pembersih alami yang terjangkau, mudah diproduksi, efektif, dan ramah lingkungan menjadi kebutuhan mendesak.
Menanggapi tantangan ini, tim peneliti dari Tianjin University of Science and Technology, China, berhasil mengembangkan detergen inovatif yang menggunakan sumber daya terbarukan, yaitu serat kayu halus dan protein jagung. Dengan menggabungkan nanofiber selulosa dari kayu dan protein zein dari jagung, mereka menciptakan emulsi pembersih yang efisien. Selulosa memiliki kemampuan menarik dan menolak air, sehingga membantu membentuk emulsi yang mampu mengangkat berbagai noda. Sementara itu, protein zein berperan dalam menstabilkan emulsi dan menangkap minyak dengan lebih baik.
Untuk menguji efektivitas deterjen ini, para peneliti melakukan serangkaian percobaan pada kain katun dan piring dengan noda tinta, minyak cabai, serta pasta tomat. Hasilnya menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1 persen, deterjen selulosa/zein sedikit kurang efektif dibandingkan dengan bubuk pencuci komersial. Namun, saat konsentrasi dinaikkan menjadi 5 persen, produk ini mampu membersihkan noda lebih baik daripada larutan bubuk pencuci 1 persen. Pengamatan mikroskopis juga menunjukkan bahwa deterjen selulosa/zein tidak meninggalkan residu pada kain katun, sehingga aman digunakan tanpa risiko merusak serat kain.
Selain itu, penelitian ini juga menguji efektivitas detergen alami ini dalam membersihkan noda minyak cabai pada piring berbahan keramik, baja tahan karat, kaca, dan plastik. Hasilnya cukup menjanjikan—dengan pengenceran yang sama, deterjen ini mampu membersihkan hampir setara dengan sabun cuci piring komersial. Bahkan, pada konsentrasi 5 persen, produk berbasis selulosa dan zein lebih unggul dibandingkan deterjen sintetis 1 persen. Misalnya, pada piring baja tahan karat, deterjen selulosa/zein berhasil menghilangkan hingga 92 persen noda, lebih tinggi dibandingkan 87 persen yang dihasilkan oleh sabun cuci piring konvensional.
Temuan ini menunjukkan bahwa deterjen alami berbasis kayu dan jagung berpotensi menjadi alternatif yang efektif, ekonomis, dan berkelanjutan bagi produk pembersih sintetis yang umum digunakan saat ini. Selain menawarkan solusi ramah lingkungan, inovasi ini juga menjanjikan efisiensi pembersihan yang tidak kalah dari deterjen konvensional. Jika dikembangkan lebih lanjut, produk ini dapat menjadi langkah maju dalam mengurangi dampak negatif bahan kimia terhadap lingkungan tanpa mengorbankan efektivitas pembersihan. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)