(Jakarta-News.Sofund.id) Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa pada periode 27-31 Januari 2025, terjadi arus keluar modal asing dari pasar keuangan Indonesia dengan total mencapai Rp 820 miliar. Modal asing ini keluar melalui berbagai instrumen keuangan, dengan jumlah terbesar berasal dari jual neto Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp 430 miliar. Selain itu, aliran keluar dana asing juga tercatat dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 5 miliar dan pasar saham senilai Rp 400 miliar.
Dalam laporan terbarunya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa berdasarkan data transaksi pada 30 Januari 2025, investor nonresiden mencatatkan jual neto sebesar Rp 0,82 triliun atau Rp 820 miliar. Angka ini menunjukkan tren arus modal asing keluar yang masih terjadi di pasar keuangan domestik.
Meski demikian, jika melihat keseluruhan tahun berjalan 2025 hingga 30 Januari (year to date/ytd), Indonesia masih mencatatkan aliran modal asing masuk ke beberapa instrumen keuangan tertentu. Data menunjukkan bahwa investasi asing yang masuk ke pasar SBN mencapai Rp 2,11 triliun, sementara modal asing yang masuk melalui SRBI tercatat sebesar Rp 12,93 triliun. Sebaliknya, pasar saham mengalami tekanan dengan total dana asing keluar mencapai Rp 1,72 triliun sepanjang tahun berjalan.
Seiring dengan keluarnya modal asing dari pasar keuangan, premi risiko investasi Indonesia turut mengalami kenaikan. Premi credit default swaps (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun naik ke level 74,74 basis poin (bps) per 30 Januari 2025, dibandingkan posisi sebelumnya di 72,93 bps pada 24 Januari 2025. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan persepsi risiko investasi di Indonesia.
Selain itu, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun mengalami kenaikan ke level 6,96 persen, yang mengindikasikan adanya tekanan pada surat utang negara akibat keluarnya dana asing. Sementara itu, imbal hasil surat utang Amerika Serikat (US Treasury) untuk tenor yang sama justru mengalami penurunan ke level 4,516 persen.
Menanggapi kondisi ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. BI juga akan mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk memastikan ketahanan ekonomi eksternal tetap terjaga di tengah dinamika pasar keuangan global.(Courtesy picture:IlustrasiDollar)