Bank Sentral Dunia Kuasai 17% Emas Global, AS Pemilik Cadangan Terbesar dengan 8.133 Ton

Last Updated: March 25, 2025By Tags: ,

Sofund.news – Bank sentral di seluruh dunia saat ini menguasai sekitar 17% dari total emas yang pernah ditambang dalam sejarah, dengan cadangan mencapai 36.699 metrik ton (MT) pada akhir 2023. Lonjakan kepemilikan ini sebagian besar terjadi setelah pembelian besar-besaran pada 2010, di mana lembaga-lembaga keuangan global mulai memperkuat cadangan logam mulia mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi.

Emas sebagai Penopang Stabilitas Ekonomi

Menurut laporan investingnews.com, bank sentral memandang emas sebagai aset strategis untuk mengurangi risiko finansial, melindungi nilai mata uang dari inflasi, dan menjaga stabilitas ekonomi. Kekhawatiran akan krisis keuangan global yang berulang telah mendorong banyak negara untuk kembali mengakumulasi emas dalam beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat masih menjadi pemegang cadangan emas terbesar di dunia dengan 8.133,46 MT, disusul oleh Jerman (3.351,53 MT), Italia (2.451,84 MT), Prancis (2.437 MT), Rusia (2.332,74 MT), dan China (2.279,56 MT). Kepemilikan emas ini tidak hanya berfungsi sebagai lindung nilai, tetapi juga sebagai instrumen diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko fluktuasi pasar.

Tren Pembelian Emas yang Terus Meningkat

Survei World Gold Council (WGC) pada pertengahan 2024 menunjukkan bahwa 81% bank sentral memprediksi peningkatan cadangan emas global dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 42% responden menyatakan bahwa nilai penyimpanan jangka panjang menjadi alasan utama mereka membeli lebih banyak emas.

Pada 2024, bank sentral menambahkan 1.044,6 MT emas ke dalam cadangannya—tahun ketiga berturut-turut di mana pembelian melebihi 1.000 MT. Kuartal IV 2024 saja mencatat rekor pembelian 332,9 MT. WGC memperkirakan tren ini akan terus berlanjut di 2025, dengan 29% bank sentral berencana menambah kepemilikan emas, sementara hanya 3% yang berencana mengurangi.

Profil Cadangan Emas Bank Sentral Terbesar
  1. Bank Sentral AS (8.133,46 MT)
    Sebagian besar emas AS disimpan di lokasi berlapis keamanan tinggi seperti Fort Knox, Denver, dan West Point. Cadangan ini diaudit setiap tahun oleh Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keuangan AS. Sebagian kecil digunakan sebagai bahan baku pencetakan koin resmi.
  2. Bank Sentral Jerman (3.351,53 MT)
    Bundesbank menyimpan hampir separuh emasnya di Frankfurt, sementara sisanya tersebar di New York, London, dan Paris. Pada 2012, audit emas Jerman menuai kontroversi, memicu repatriasi 583 MT emas kembali ke Frankfurt pada 2016.
  3. Bank Sentral Italia (2.451,84 MT)
    Banca d’Italia menyimpan cadangannya di beberapa lokasi, termasuk Federal Reserve AS (1.061 MT), Swiss (194,3 MT), dan Inggris (141,2 MT). Sebanyak 1.100 MT disimpan di dalam negeri.
  4. Bank Sentral Prancis (2.437 MT)
    Seluruh emas Prancis disimpan di La Souterraine, brankas bawah tanah yang juga menjadi salah dari empat penyimpanan resmi IMF.
  5. Bank Sentral Rusia (2.332,74 MT)
    Rusia, produsen emas terbesar kedua dunia, menyimpan seluruh cadangannya di Moskow dan Saint Petersburg. Setelah sanksi Barat akibat invasi Ukraina, Rusia mengalihkan perdagangan emasnya dari London dan sempat mengaitkan rubel dengan emas pada 2022.
  6. Bank Sentral China (2.279,56 MT)
    People’s Bank of China (PBoC) meningkatkan cadangan emasnya secara signifikan sejak 2000, dari 400 MT menjadi lebih dari 2.279 MT. China juga dikenal dengan koin emas Panda, salah satu koin bullion paling populer di dunia.
Masa Depan Emas dalam Sistem Keuangan Global

Dengan ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi mata uang, emas tetap menjadi pilihan utama bank sentral untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pembelian besar-besaran oleh China, Rusia, dan negara-negara berkembang menunjukkan pergeseran menuju diversifikasi cadangan devisa yang lebih mandiri.

WGC meyakini bahwa permintaan emas oleh bank sentral akan terus menjadi penggerak utama pasar logam mulia di tahun-tahun mendatang. Seiring dengan itu, peran emas sebagai safe-haven asset dan instrumen perlindungan inflasi semakin menguat di tengah gejolak ekonomi global.(Courtesy picture:ilustrasi AI harga Emas)

Bank Sentral Dunia Kuasai 17% Emas Global, AS Pemilik Cadangan Terbesar dengan 8.133 Ton

Last Updated: March 25, 2025By Tags: ,

Sofund.news – Bank sentral di seluruh dunia saat ini menguasai sekitar 17% dari total emas yang pernah ditambang dalam sejarah, dengan cadangan mencapai 36.699 metrik ton (MT) pada akhir 2023. Lonjakan kepemilikan ini sebagian besar terjadi setelah pembelian besar-besaran pada 2010, di mana lembaga-lembaga keuangan global mulai memperkuat cadangan logam mulia mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi.

Emas sebagai Penopang Stabilitas Ekonomi

Menurut laporan investingnews.com, bank sentral memandang emas sebagai aset strategis untuk mengurangi risiko finansial, melindungi nilai mata uang dari inflasi, dan menjaga stabilitas ekonomi. Kekhawatiran akan krisis keuangan global yang berulang telah mendorong banyak negara untuk kembali mengakumulasi emas dalam beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat masih menjadi pemegang cadangan emas terbesar di dunia dengan 8.133,46 MT, disusul oleh Jerman (3.351,53 MT), Italia (2.451,84 MT), Prancis (2.437 MT), Rusia (2.332,74 MT), dan China (2.279,56 MT). Kepemilikan emas ini tidak hanya berfungsi sebagai lindung nilai, tetapi juga sebagai instrumen diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko fluktuasi pasar.

Tren Pembelian Emas yang Terus Meningkat

Survei World Gold Council (WGC) pada pertengahan 2024 menunjukkan bahwa 81% bank sentral memprediksi peningkatan cadangan emas global dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 42% responden menyatakan bahwa nilai penyimpanan jangka panjang menjadi alasan utama mereka membeli lebih banyak emas.

Pada 2024, bank sentral menambahkan 1.044,6 MT emas ke dalam cadangannya—tahun ketiga berturut-turut di mana pembelian melebihi 1.000 MT. Kuartal IV 2024 saja mencatat rekor pembelian 332,9 MT. WGC memperkirakan tren ini akan terus berlanjut di 2025, dengan 29% bank sentral berencana menambah kepemilikan emas, sementara hanya 3% yang berencana mengurangi.

Profil Cadangan Emas Bank Sentral Terbesar
  1. Bank Sentral AS (8.133,46 MT)
    Sebagian besar emas AS disimpan di lokasi berlapis keamanan tinggi seperti Fort Knox, Denver, dan West Point. Cadangan ini diaudit setiap tahun oleh Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keuangan AS. Sebagian kecil digunakan sebagai bahan baku pencetakan koin resmi.
  2. Bank Sentral Jerman (3.351,53 MT)
    Bundesbank menyimpan hampir separuh emasnya di Frankfurt, sementara sisanya tersebar di New York, London, dan Paris. Pada 2012, audit emas Jerman menuai kontroversi, memicu repatriasi 583 MT emas kembali ke Frankfurt pada 2016.
  3. Bank Sentral Italia (2.451,84 MT)
    Banca d’Italia menyimpan cadangannya di beberapa lokasi, termasuk Federal Reserve AS (1.061 MT), Swiss (194,3 MT), dan Inggris (141,2 MT). Sebanyak 1.100 MT disimpan di dalam negeri.
  4. Bank Sentral Prancis (2.437 MT)
    Seluruh emas Prancis disimpan di La Souterraine, brankas bawah tanah yang juga menjadi salah dari empat penyimpanan resmi IMF.
  5. Bank Sentral Rusia (2.332,74 MT)
    Rusia, produsen emas terbesar kedua dunia, menyimpan seluruh cadangannya di Moskow dan Saint Petersburg. Setelah sanksi Barat akibat invasi Ukraina, Rusia mengalihkan perdagangan emasnya dari London dan sempat mengaitkan rubel dengan emas pada 2022.
  6. Bank Sentral China (2.279,56 MT)
    People’s Bank of China (PBoC) meningkatkan cadangan emasnya secara signifikan sejak 2000, dari 400 MT menjadi lebih dari 2.279 MT. China juga dikenal dengan koin emas Panda, salah satu koin bullion paling populer di dunia.
Masa Depan Emas dalam Sistem Keuangan Global

Dengan ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi mata uang, emas tetap menjadi pilihan utama bank sentral untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pembelian besar-besaran oleh China, Rusia, dan negara-negara berkembang menunjukkan pergeseran menuju diversifikasi cadangan devisa yang lebih mandiri.

WGC meyakini bahwa permintaan emas oleh bank sentral akan terus menjadi penggerak utama pasar logam mulia di tahun-tahun mendatang. Seiring dengan itu, peran emas sebagai safe-haven asset dan instrumen perlindungan inflasi semakin menguat di tengah gejolak ekonomi global.(Courtesy picture:ilustrasi AI harga Emas)