Fenomena Mata Badai di Samudera Hindia: Siklon Tropis Vince dan Taliah Ancam Cuaca di Indonesia

Last Updated: February 7, 2025By Tags: , , , , ,

Jakarta, Sofund.news – Mata badai raksasa seukuran Pulau Jawa terdeteksi muncul di Samudera Hindia, berdekatan dengan wilayah Yogyakarta dan Jawa Barat, pada Selasa (4/2/2025). Fenomena ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial X (sebelumnya Twitter). Banyak pengguna yang mengaitkan kemunculan badai ini dengan angin kencang di beberapa daerah, sementara sebagian lainnya khawatir badai tersebut akan melewati Indonesia dan berdampak buruk bagi cuaca nasional.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi keberadaan fenomena tersebut, yang merupakan dampak dari dua sistem siklon tropis, yaitu Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah. Siklon Tropis Vince terdeteksi berada di Samudera Hindia, sebelah barat Bengkulu, sekitar 1.720 km dari selatan-barat daya wilayah tersebut. Badai ini memiliki kecepatan angin maksimum 95 km/jam dengan tekanan minimum sekitar 989 hPa. BMKG memprediksi bahwa dalam 24 jam ke depan, kecepatan angin dari Siklon Tropis Vince akan meningkat, meskipun masih berada dalam kategori dua dan terus bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi Indonesia.

Sementara itu, Siklon Tropis Taliah terpantau berada di Samudera Hindia, sekitar 970 km barat daya Cilacap pada Senin (3/2/2025) pukul 07.00 WIB. Siklon ini terbentuk dari Bibit Siklon 90S yang sebelumnya terdeteksi di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 31 Januari 2025. Pada 2 Februari 2025 pukul 13.00 WIB, bibit tersebut berkembang menjadi Siklon Tropis Taliah. Saat ini, badai ini memiliki kecepatan angin maksimum 95 km/jam dan tekanan udara 923 hPa, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 985 hPa dalam 24 jam ke depan.

Berdasarkan analisis model cuaca, Siklon Tropis Taliah diprediksi terus bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi Indonesia. Hal ini sesuai dengan karakteristik badai tropis yang tidak dapat melintasi wilayah ekuator karena lemahnya gaya Coriolis di daerah tersebut. Indonesia yang terletak di sekitar garis ekuator secara geografis tidak memungkinkan untuk dilalui oleh siklon tropis secara langsung.

Meski tidak melewati Indonesia, keberadaan siklon tropis ini tetap menimbulkan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Tanah Air. Salah satu dampak utama yang ditimbulkan adalah meningkatnya curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang, terutama di pesisir selatan Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Selain itu, fenomena ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Laut Sawu, perairan barat Lampung, dan Samudra Hindia di barat Bengkulu. Sementara itu, perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote, Selat Sunda bagian selatan, serta Samudra Hindia di selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi mengalami gelombang tinggi yang lebih besar, berkisar antara 2,5 hingga 4 meter.

Dengan kondisi ini, masyarakat yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi dan perubahan cuaca yang tidak menentu akibat sistem siklon tropis ini. Otoritas terkait juga mengingatkan para nelayan dan operator kapal untuk memperhatikan informasi terbaru mengenai kondisi cuaca sebelum melaut.

Fenomena mata badai yang muncul akibat Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah ini menjadi pengingat akan potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di sekitar Indonesia. Meskipun wilayah Nusantara tidak berada dalam jalur lintasan badai tropis secara langsung, dampaknya tetap bisa dirasakan, terutama dalam bentuk hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan pemantauan kondisi cuaca menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, terutama yang berada di wilayah pesisir dan daerah yang rentan terdampak cuaca ekstrem.(Courtesy picture:BMKG)

Fenomena Mata Badai di Samudera Hindia: Siklon Tropis Vince dan Taliah Ancam Cuaca di Indonesia

Last Updated: February 7, 2025By Tags: , , , , ,

Jakarta, Sofund.news – Mata badai raksasa seukuran Pulau Jawa terdeteksi muncul di Samudera Hindia, berdekatan dengan wilayah Yogyakarta dan Jawa Barat, pada Selasa (4/2/2025). Fenomena ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial X (sebelumnya Twitter). Banyak pengguna yang mengaitkan kemunculan badai ini dengan angin kencang di beberapa daerah, sementara sebagian lainnya khawatir badai tersebut akan melewati Indonesia dan berdampak buruk bagi cuaca nasional.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi keberadaan fenomena tersebut, yang merupakan dampak dari dua sistem siklon tropis, yaitu Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah. Siklon Tropis Vince terdeteksi berada di Samudera Hindia, sebelah barat Bengkulu, sekitar 1.720 km dari selatan-barat daya wilayah tersebut. Badai ini memiliki kecepatan angin maksimum 95 km/jam dengan tekanan minimum sekitar 989 hPa. BMKG memprediksi bahwa dalam 24 jam ke depan, kecepatan angin dari Siklon Tropis Vince akan meningkat, meskipun masih berada dalam kategori dua dan terus bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi Indonesia.

Sementara itu, Siklon Tropis Taliah terpantau berada di Samudera Hindia, sekitar 970 km barat daya Cilacap pada Senin (3/2/2025) pukul 07.00 WIB. Siklon ini terbentuk dari Bibit Siklon 90S yang sebelumnya terdeteksi di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 31 Januari 2025. Pada 2 Februari 2025 pukul 13.00 WIB, bibit tersebut berkembang menjadi Siklon Tropis Taliah. Saat ini, badai ini memiliki kecepatan angin maksimum 95 km/jam dan tekanan udara 923 hPa, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 985 hPa dalam 24 jam ke depan.

Berdasarkan analisis model cuaca, Siklon Tropis Taliah diprediksi terus bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi Indonesia. Hal ini sesuai dengan karakteristik badai tropis yang tidak dapat melintasi wilayah ekuator karena lemahnya gaya Coriolis di daerah tersebut. Indonesia yang terletak di sekitar garis ekuator secara geografis tidak memungkinkan untuk dilalui oleh siklon tropis secara langsung.

Meski tidak melewati Indonesia, keberadaan siklon tropis ini tetap menimbulkan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Tanah Air. Salah satu dampak utama yang ditimbulkan adalah meningkatnya curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang, terutama di pesisir selatan Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Selain itu, fenomena ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Laut Sawu, perairan barat Lampung, dan Samudra Hindia di barat Bengkulu. Sementara itu, perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote, Selat Sunda bagian selatan, serta Samudra Hindia di selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi mengalami gelombang tinggi yang lebih besar, berkisar antara 2,5 hingga 4 meter.

Dengan kondisi ini, masyarakat yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi dan perubahan cuaca yang tidak menentu akibat sistem siklon tropis ini. Otoritas terkait juga mengingatkan para nelayan dan operator kapal untuk memperhatikan informasi terbaru mengenai kondisi cuaca sebelum melaut.

Fenomena mata badai yang muncul akibat Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah ini menjadi pengingat akan potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di sekitar Indonesia. Meskipun wilayah Nusantara tidak berada dalam jalur lintasan badai tropis secara langsung, dampaknya tetap bisa dirasakan, terutama dalam bentuk hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan pemantauan kondisi cuaca menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, terutama yang berada di wilayah pesisir dan daerah yang rentan terdampak cuaca ekstrem.(Courtesy picture:BMKG)