Google Salah Tampil Kurs Rupiah, Netizen Mengira Ada Krisis Ekonomi

Last Updated: February 3, 2025By Tags: , ,

Jakarta, SOFUND.news- Pada Sabtu, 1 Februari 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan yang sangat drastis, dengan angka yang ditampilkan di Google mencapai Rp 8.170,65 per dolar AS. Angka tersebut jauh berbeda dari kurs yang biasanya berada di kisaran Rp 16.000-an per dolar AS. Kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di platform X, di mana banyak netizen yang terkejut dan membagikan tangkapan layar terkait tampilan nilai tukar yang aneh tersebut.

Nilai ini tentu sangat bertolak belakang dengan nilai tukar resmi yang tercatat pada laman Bank Indonesia (BI), yang menunjukkan kurs jual rupiah terhadap dolar AS berada di Rp 16.340,30 per dolar AS pada 31 Januari 2025. Sebelumnya, kurs rupiah sempat melemah 1,27% dalam sebulan terakhir, terutama setelah kebijakan The Fed yang menahan suku bunga acuannya.

Namun, kejadian tersebut segera memicu reaksi dari warganet yang menduga ada kesalahan teknis atau error dalam sistem Google. Beberapa akun media sosial mengungkapkan kebingungannya, bahkan ada yang menganggapnya sebagai kerugian finansial. “Dolar ke rupiah 8.170? Ini error kah euy?” ujar para pengguna di media sosial.

Menanggapi fenomena ini, pihak Google Indonesia mengonfirmasi adanya masalah dengan tampilan nilai tukar yang ditampilkan di Google Search. Mereka menjelaskan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh data konversi mata uang yang berasal dari sumber pihak ketiga. Pihak Google juga menambahkan bahwa telah menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga memberikan klarifikasi terkait hal ini. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa angka kurs rupiah di Google tersebut bukan merupakan angka yang sesuai dengan kenyataan. BI juga menambahkan bahwa kurs rupiah yang sebenarnya tercatat di laman resmi mereka adalah Rp 16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. BI kini tengah berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia untuk melakukan koreksi.

Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa angka Rp 8.170,65 tersebut adalah data yang seharusnya muncul pada 1 Februari 2009, bukan 2025. Data yang salah ini menambah kericuhan di kalangan pengguna internet, dengan banyak dari mereka yang menganggapnya sebagai kebingungannya dengan kondisi ekonomi Indonesia.

Dari kejadian ini, penting adanya ketelitian dalam penyampaian informasi keuangan, terutama yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat luas. Meski ini hanyalah kesalahan teknis, namun hal ini menunjukkan betapa vitalnya keakuratan data dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik terhadap sistem informasi finansial digital. Koordinasi yang cepat antara BI dan Google Indonesia diharapkan dapat menghindarkan kesalahpahaman lebih lanjut, serta mengembalikan nilai tukar rupiah yang sesungguhnya sesuai dengan kondisi pasar. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)

Google Salah Tampil Kurs Rupiah, Netizen Mengira Ada Krisis Ekonomi

Last Updated: February 3, 2025By Tags: , ,

Jakarta, SOFUND.news- Pada Sabtu, 1 Februari 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan yang sangat drastis, dengan angka yang ditampilkan di Google mencapai Rp 8.170,65 per dolar AS. Angka tersebut jauh berbeda dari kurs yang biasanya berada di kisaran Rp 16.000-an per dolar AS. Kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di platform X, di mana banyak netizen yang terkejut dan membagikan tangkapan layar terkait tampilan nilai tukar yang aneh tersebut.

Nilai ini tentu sangat bertolak belakang dengan nilai tukar resmi yang tercatat pada laman Bank Indonesia (BI), yang menunjukkan kurs jual rupiah terhadap dolar AS berada di Rp 16.340,30 per dolar AS pada 31 Januari 2025. Sebelumnya, kurs rupiah sempat melemah 1,27% dalam sebulan terakhir, terutama setelah kebijakan The Fed yang menahan suku bunga acuannya.

Namun, kejadian tersebut segera memicu reaksi dari warganet yang menduga ada kesalahan teknis atau error dalam sistem Google. Beberapa akun media sosial mengungkapkan kebingungannya, bahkan ada yang menganggapnya sebagai kerugian finansial. “Dolar ke rupiah 8.170? Ini error kah euy?” ujar para pengguna di media sosial.

Menanggapi fenomena ini, pihak Google Indonesia mengonfirmasi adanya masalah dengan tampilan nilai tukar yang ditampilkan di Google Search. Mereka menjelaskan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh data konversi mata uang yang berasal dari sumber pihak ketiga. Pihak Google juga menambahkan bahwa telah menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga memberikan klarifikasi terkait hal ini. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa angka kurs rupiah di Google tersebut bukan merupakan angka yang sesuai dengan kenyataan. BI juga menambahkan bahwa kurs rupiah yang sebenarnya tercatat di laman resmi mereka adalah Rp 16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. BI kini tengah berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia untuk melakukan koreksi.

Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa angka Rp 8.170,65 tersebut adalah data yang seharusnya muncul pada 1 Februari 2009, bukan 2025. Data yang salah ini menambah kericuhan di kalangan pengguna internet, dengan banyak dari mereka yang menganggapnya sebagai kebingungannya dengan kondisi ekonomi Indonesia.

Dari kejadian ini, penting adanya ketelitian dalam penyampaian informasi keuangan, terutama yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat luas. Meski ini hanyalah kesalahan teknis, namun hal ini menunjukkan betapa vitalnya keakuratan data dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik terhadap sistem informasi finansial digital. Koordinasi yang cepat antara BI dan Google Indonesia diharapkan dapat menghindarkan kesalahpahaman lebih lanjut, serta mengembalikan nilai tukar rupiah yang sesungguhnya sesuai dengan kondisi pasar. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)