Sofund.news – Fenomena ajakan bekerja di luar negeri dengan tagar #KaburAjaDulu tengah viral di media sosial Indonesia. Banyak masyarakat, terutama anak muda, mulai melirik peluang kerja di luar negeri, termasuk Jepang, yang membuka pintu bagi tenaga kerja asing.
Menanggapi tren ini, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menyampaikan bahwa pemerintah Jepang menyambut baik kedatangan pekerja asing yang memiliki keterampilan. Ia menegaskan bahwa Jepang siap menerima lebih banyak tenaga kerja dari Indonesia, terutama karena masyarakat Jepang semakin memahami dan menghormati keberagaman budaya dan agama, termasuk Islam, yang dianut sebagian besar pekerja asal Indonesia.
Peluang Besar di Tengah Krisis Demografi Jepang
Saat ini, Jepang sedang menghadapi tantangan besar dalam demografi, dengan jumlah penduduk usia kerja yang terus menurun. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Jepang telah mengambil langkah strategis dengan membuka hingga 820 ribu lowongan tenaga kerja asing dalam periode 2024 hingga 2029. Sebagai hasilnya, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dibandingkan tahun 2018, jumlah pekerja asal Indonesia kini meningkat hampir tiga kali lipat atau naik 192 persen menjadi 121.507 orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa Jepang telah menjadi destinasi utama bagi tenaga kerja Indonesia yang mencari peluang lebih baik di luar negeri.
Gaji Tinggi dan Daya Tarik Jepang bagi Pekerja Indonesia
Salah satu alasan utama meningkatnya minat tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di Jepang adalah gaji yang lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri. Saat ini, pekerja di Jepang bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp18,7 juta per bulan, jauh di atas rata-rata gaji di Indonesia. Namun, untuk bisa bekerja di Jepang, ada persyaratan utama yang harus dipenuhi, yakni kemampuan berbahasa Jepang. Meskipun demikian, Masaki Yasushi menjelaskan bahwa bahasa yang digunakan dalam dunia kerja tidak terlalu kompleks dan dapat dipelajari dengan mudah.
Tagar #KaburAjaDulu: Cerminan Kekecewaan Sosial dan Ekonomi
Munculnya tren #KaburAjaDulu di media sosial bukan hanya sekadar ajakan bekerja di luar negeri, tetapi juga bentuk protes masyarakat terhadap berbagai kondisi di dalam negeri. Banyak yang merasa bahwa kesempatan kerja di Indonesia masih terbatas, gaji yang diterima tidak sebanding dengan biaya hidup, sistem pendidikan belum optimal, serta kesejahteraan sosial yang masih kurang memadai.
Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri, termasuk Jepang, pemerintah Indonesia diharapkan bisa melihat fenomena ini sebagai tantangan untuk meningkatkan kualitas lapangan kerja, memperbaiki sistem ketenagakerjaan, serta menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik bagi generasi muda. Jepang mungkin menjadi peluang emas bagi pekerja Indonesia saat ini, tetapi pada akhirnya, impian terbesar banyak anak muda tetaplah bisa bekerja dan hidup sejahtera di tanah air sendiri.(Courtesy pucture:dok bendera Jepang)