Jus Buah dan Sayuran Ternyata Kurang Serat, Risiko Peradangan dan Penurunan Kognitif Mengintai

Last Updated: March 7, 2025By Tags: ,

Jakarta, Sofund.news – Segelas jus yang terbuat dari campuran seledri, apel, dan wortel memang terlihat segar dan menyehatkan. Banyak orang mengonsumsi jus buah dan sayuran ini dengan harapan dapat “membersihkan” tubuh. Namun, para ahli mengingatkan bahwa kebiasaan ini justru bisa membuat tubuh kekurangan serat yang sangat dibutuhkan. Hal ini terutama terjadi karena proses penyaringan jus yang biasanya membuang ampasnya, sehingga serat yang terkandung dalam buah dan sayuran tidak lagi utuh.

Serat adalah komponen penting dalam makanan yang berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan, mengontrol kadar gula darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung. Ketika jus disaring, serat yang seharusnya memberikan manfaat tersebut justru terbuang bersama ampas. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan serat yang cukup, meskipun kita mengonsumsi jus dalam jumlah banyak.

Efek buruk dari konsumsi jus ini dibuktikan oleh tim peneliti dari Universitas Northwestern dan Universitas Illinois Urbana-Champaign. Mereka melakukan penelitian dengan membandingkan tiga kelompok, yaitu kelompok yang hanya mengonsumsi jus, kelompok yang mengonsumsi jus dan makan biasa, serta kelompok yang mengonsumsi makanan nabati (plant-based). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dari kelompok yang hanya mengonsumsi jus mengalami perubahan signifikan pada bakteri mulut, yang konsisten dengan peningkatan asupan gula.

Salah satu kelompok bakteri yang jumlahnya meningkat adalah Proteobacteria, yang terkait dengan peradangan. Perubahan pada mikroba usus tidak terlalu terlihat dibandingkan dengan yang terjadi di mulut, meskipun tiga hari rutin meminum jus masih memberikan perbedaan berupa naiknya proporsi bakteri yang terkait dengan peningkatan peradangan bahkan penurunan kognitif.

Sebagai alternatif, mengonsumsi buah dan sayuran secara utuh dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Buah dan sayuran utuh tidak hanya kaya akan serat, tetapi juga mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan. Jika Anda tetap ingin mengonsumsi jus, pertimbangkan untuk membuat jus tanpa menyaringnya, atau menambahkan ampasnya kembali ke dalam minuman untuk mempertahankan kandungan serat.

Perlu dicatat bahwa ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif kecil, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi secara luas. Namun, temuan ini memberikan gambaran awal tentang dampak konsumsi jus terhadap kesehatan. Para peneliti juga menemukan bahwa komposisi bakteri kembali normal setelah beberapa minggu, yang menunjukkan bahwa tidak ada dampak jangka panjang dari beberapa hari rutin minum jus.

Secara keseluruhan, penelitian ini mengingatkan kita bahwa tidak semua yang terlihat sehat benar-benar bermanfaat bagi tubuh. Penting untuk memahami kebutuhan nutrisi tubuh dan memilih pola makan yang seimbang untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Dengan demikian, kita dapat menghindari risiko peradangan dan masalah kesehatan lainnya yang mungkin timbul dari kebiasaan mengonsumsi jus yang tidak tepat.(Courtesy picture:ilustrasi Minuman Jus)

Jus Buah dan Sayuran Ternyata Kurang Serat, Risiko Peradangan dan Penurunan Kognitif Mengintai

Last Updated: March 7, 2025By Tags: ,

Jakarta, Sofund.news – Segelas jus yang terbuat dari campuran seledri, apel, dan wortel memang terlihat segar dan menyehatkan. Banyak orang mengonsumsi jus buah dan sayuran ini dengan harapan dapat “membersihkan” tubuh. Namun, para ahli mengingatkan bahwa kebiasaan ini justru bisa membuat tubuh kekurangan serat yang sangat dibutuhkan. Hal ini terutama terjadi karena proses penyaringan jus yang biasanya membuang ampasnya, sehingga serat yang terkandung dalam buah dan sayuran tidak lagi utuh.

Serat adalah komponen penting dalam makanan yang berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan, mengontrol kadar gula darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung. Ketika jus disaring, serat yang seharusnya memberikan manfaat tersebut justru terbuang bersama ampas. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan serat yang cukup, meskipun kita mengonsumsi jus dalam jumlah banyak.

Efek buruk dari konsumsi jus ini dibuktikan oleh tim peneliti dari Universitas Northwestern dan Universitas Illinois Urbana-Champaign. Mereka melakukan penelitian dengan membandingkan tiga kelompok, yaitu kelompok yang hanya mengonsumsi jus, kelompok yang mengonsumsi jus dan makan biasa, serta kelompok yang mengonsumsi makanan nabati (plant-based). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dari kelompok yang hanya mengonsumsi jus mengalami perubahan signifikan pada bakteri mulut, yang konsisten dengan peningkatan asupan gula.

Salah satu kelompok bakteri yang jumlahnya meningkat adalah Proteobacteria, yang terkait dengan peradangan. Perubahan pada mikroba usus tidak terlalu terlihat dibandingkan dengan yang terjadi di mulut, meskipun tiga hari rutin meminum jus masih memberikan perbedaan berupa naiknya proporsi bakteri yang terkait dengan peningkatan peradangan bahkan penurunan kognitif.

Sebagai alternatif, mengonsumsi buah dan sayuran secara utuh dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Buah dan sayuran utuh tidak hanya kaya akan serat, tetapi juga mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan. Jika Anda tetap ingin mengonsumsi jus, pertimbangkan untuk membuat jus tanpa menyaringnya, atau menambahkan ampasnya kembali ke dalam minuman untuk mempertahankan kandungan serat.

Perlu dicatat bahwa ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif kecil, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi secara luas. Namun, temuan ini memberikan gambaran awal tentang dampak konsumsi jus terhadap kesehatan. Para peneliti juga menemukan bahwa komposisi bakteri kembali normal setelah beberapa minggu, yang menunjukkan bahwa tidak ada dampak jangka panjang dari beberapa hari rutin minum jus.

Secara keseluruhan, penelitian ini mengingatkan kita bahwa tidak semua yang terlihat sehat benar-benar bermanfaat bagi tubuh. Penting untuk memahami kebutuhan nutrisi tubuh dan memilih pola makan yang seimbang untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Dengan demikian, kita dapat menghindari risiko peradangan dan masalah kesehatan lainnya yang mungkin timbul dari kebiasaan mengonsumsi jus yang tidak tepat.(Courtesy picture:ilustrasi Minuman Jus)