Laut Semakin Tinggi: Fakta Mengejutkan dari NASA Soal Kenaikan Permukaan Laut 2024

Last Updated: April 8, 2025By Tags:

Jakarta, Sofund.news – Kenaikan permukaan laut global terus menjadi perhatian utama para peneliti, terutama karena data terbaru menunjukkan bahwa kecepatan kenaikannya kini melampaui ekspektasi ilmiah. Menurut laporan dari NASA pada tahun 2024, permukaan laut global mengalami peningkatan sebesar 0,23 inci atau sekitar 0,59 sentimeter per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang hanya sekitar 0,17 inci (0,43 sentimeter) per tahun.

Josh Willis, peneliti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan, menjelaskan bahwa laju kenaikan permukaan laut ini tidak hanya lebih cepat dari yang diperkirakan, tapi juga menunjukkan tren yang semakin mengkhawatirkan. “Kenaikan yang kami lihat pada tahun 2024 lebih tinggi dari yang kami harapkan,” ujarnya. “Setiap tahun memang bisa berbeda-beda, tapi yang pasti, laut terus naik dan kecepatannya makin bertambah.”

Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan menyepakati bahwa pemanasan global menjadi penyebab utama naiknya permukaan laut. Lelehan es dari daratan, seperti lapisan es Greenland dan gletser di berbagai belahan dunia, menjadi kontributor utama. Namun, kondisi di tahun 2024 memperlihatkan pola berbeda. Alih-alih peningkatan air laut akibat mencairnya es darat, penyebab utama kenaikan kali ini adalah pemuaian air laut akibat pemanasan yang terjadi di kedalaman laut—suatu fenomena yang belum pernah diamati seintens ini sebelumnya.

Fenomena ini dikenal sebagai ekspansi termal, di mana air laut memuai ketika suhunya meningkat. Nadya Vinogradova Shiffer, Kepala Program Oseanografi Fisik dari Observatorium Sistem Bumi Terpadu di Markas Besar NASA, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, lautan Bumi mengembang hingga mencapai level tertinggi dalam tiga dekade terakhir. Sejak pengamatan satelit dimulai pada 1993, laju kenaikan air laut telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Secara total, tinggi air laut global telah naik sekitar 4 inci atau 10 sentimeter sejak saat itu.

Penjelasan ilmiah mengenai pemuaian ini mengacu pada sifat fisik air laut. Air hangat, yang memiliki massa jenis lebih ringan, cenderung mengapung di atas air yang lebih dingin dan padat. Di banyak wilayah laut, perbedaan suhu ini menciptakan lapisan-lapisan yang sulit ditembus oleh panas dari permukaan. Namun, ketika kondisi laut berubah menjadi lebih berangin, misalnya karena pengaruh El Niño, lapisan-lapisan ini dapat terganggu. Perubahan ini menyebabkan pencampuran air laut secara vertikal dan memungkinkan panas dari permukaan masuk lebih cepat ke laut dalam, menyebabkan air memuai lebih cepat dari biasanya.

El Niño sendiri, yang ditandai dengan pergerakan massa besar air hangat dari Samudra Pasifik bagian barat ke bagian tengah dan timur, menjadi contoh nyata dari bagaimana fenomena alam dapat mempercepat pemanasan laut dalam. Ketika lapisan-lapisan laut bergerak vertikal, volume air ikut bertambah, dan dampaknya adalah permukaan laut yang terus naik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan hanya berdampak pada daratan dan atmosfer, tetapi juga meresap hingga ke kedalaman laut. Dengan laju yang semakin cepat, para ilmuwan menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim dan pemantauan laut secara berkelanjutan agar dampak jangka panjang terhadap manusia dan lingkungan dapat diminimalkan. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)

Laut Semakin Tinggi: Fakta Mengejutkan dari NASA Soal Kenaikan Permukaan Laut 2024

Last Updated: April 8, 2025By Tags:

Jakarta, Sofund.news – Kenaikan permukaan laut global terus menjadi perhatian utama para peneliti, terutama karena data terbaru menunjukkan bahwa kecepatan kenaikannya kini melampaui ekspektasi ilmiah. Menurut laporan dari NASA pada tahun 2024, permukaan laut global mengalami peningkatan sebesar 0,23 inci atau sekitar 0,59 sentimeter per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang hanya sekitar 0,17 inci (0,43 sentimeter) per tahun.

Josh Willis, peneliti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan, menjelaskan bahwa laju kenaikan permukaan laut ini tidak hanya lebih cepat dari yang diperkirakan, tapi juga menunjukkan tren yang semakin mengkhawatirkan. “Kenaikan yang kami lihat pada tahun 2024 lebih tinggi dari yang kami harapkan,” ujarnya. “Setiap tahun memang bisa berbeda-beda, tapi yang pasti, laut terus naik dan kecepatannya makin bertambah.”

Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan menyepakati bahwa pemanasan global menjadi penyebab utama naiknya permukaan laut. Lelehan es dari daratan, seperti lapisan es Greenland dan gletser di berbagai belahan dunia, menjadi kontributor utama. Namun, kondisi di tahun 2024 memperlihatkan pola berbeda. Alih-alih peningkatan air laut akibat mencairnya es darat, penyebab utama kenaikan kali ini adalah pemuaian air laut akibat pemanasan yang terjadi di kedalaman laut—suatu fenomena yang belum pernah diamati seintens ini sebelumnya.

Fenomena ini dikenal sebagai ekspansi termal, di mana air laut memuai ketika suhunya meningkat. Nadya Vinogradova Shiffer, Kepala Program Oseanografi Fisik dari Observatorium Sistem Bumi Terpadu di Markas Besar NASA, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, lautan Bumi mengembang hingga mencapai level tertinggi dalam tiga dekade terakhir. Sejak pengamatan satelit dimulai pada 1993, laju kenaikan air laut telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Secara total, tinggi air laut global telah naik sekitar 4 inci atau 10 sentimeter sejak saat itu.

Penjelasan ilmiah mengenai pemuaian ini mengacu pada sifat fisik air laut. Air hangat, yang memiliki massa jenis lebih ringan, cenderung mengapung di atas air yang lebih dingin dan padat. Di banyak wilayah laut, perbedaan suhu ini menciptakan lapisan-lapisan yang sulit ditembus oleh panas dari permukaan. Namun, ketika kondisi laut berubah menjadi lebih berangin, misalnya karena pengaruh El Niño, lapisan-lapisan ini dapat terganggu. Perubahan ini menyebabkan pencampuran air laut secara vertikal dan memungkinkan panas dari permukaan masuk lebih cepat ke laut dalam, menyebabkan air memuai lebih cepat dari biasanya.

El Niño sendiri, yang ditandai dengan pergerakan massa besar air hangat dari Samudra Pasifik bagian barat ke bagian tengah dan timur, menjadi contoh nyata dari bagaimana fenomena alam dapat mempercepat pemanasan laut dalam. Ketika lapisan-lapisan laut bergerak vertikal, volume air ikut bertambah, dan dampaknya adalah permukaan laut yang terus naik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan hanya berdampak pada daratan dan atmosfer, tetapi juga meresap hingga ke kedalaman laut. Dengan laju yang semakin cepat, para ilmuwan menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim dan pemantauan laut secara berkelanjutan agar dampak jangka panjang terhadap manusia dan lingkungan dapat diminimalkan. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)