Meta Lanjutkan Gelombang PHK, Karyawan Berprestasi Ikut Terdampak

Last Updated: February 14, 2025By Tags: , , , ,

Sofund.news – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Meta, induk perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram, terus berlanjut. CEO Meta, Mark Zuckerberg, baru-baru ini mengumumkan langkah agresif untuk memangkas karyawan dengan performa yang dinilai rendah.

Dalam memo internal yang diperoleh Bloomberg, Zuckerberg menyebutkan bahwa perusahaan biasanya memberhentikan karyawan yang tidak memenuhi ekspektasi dalam kurun waktu satu tahun. Namun, kali ini Meta menerapkan pemangkasan berbasis kinerja yang lebih luas dibandingkan sebelumnya.

Yang menjadi tanda tanya, sejumlah karyawan yang mengaku memiliki penilaian kinerja baik justru turut terdampak. Meta baru saja memberhentikan sekitar 3.600 pekerja, termasuk mereka yang sebelumnya dianggap berkontribusi tinggi bagi perusahaan.

Salah satu mantan karyawan, Kaila Curry, yang sebelumnya menjabat sebagai manajer konten di Meta, membagikan kisahnya melalui LinkedIn. Ia mengaku sering menerima umpan balik positif dan selalu dinilai bekerja dengan baik. Namun, tanpa diduga, ia tetap terkena PHK.

Hal serupa juga dialami oleh Steven, mantan desainer produk Instagram. Ia menegaskan bahwa keputusan PHK yang dilakukan Meta tidak sepenuhnya berbasis kinerja seperti yang diklaim perusahaan. “Saya diberhentikan hari ini, tetapi bukan karena saya berkinerja buruk,” ujarnya.

Laporan dari Business Insider mengungkapkan bahwa banyak karyawan yang terkena dampak PHK mendapatkan peringkat kinerja sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi dalam evaluasi tahun 2024. Artinya, mereka masuk dalam kategori karyawan dengan tingkat produktivitas menengah ke atas, bukan yang berkinerja rendah. Hingga kini, alasan pasti mengapa mereka diberhentikan masih menjadi teka-teki.

Gelombang PHK ini bukan yang pertama kali terjadi di Meta. Pada tahun 2023, perusahaan telah memberhentikan sekitar 10 ribu karyawan. Sementara itu, di tengah pemangkasan besar-besaran ini, Meta justru gencar merekrut para engineer di bidang machine learning. Langkah ini menunjukkan bahwa Meta terus mengalokasikan sumber daya besar untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI), yang tampaknya menjadi prioritas utama mereka di masa depan.

Dengan kebijakan ini, Meta mengisyaratkan pergeseran fokus strategisnya, tetapi di sisi lain, meninggalkan ketidakpastian bagi ribuan karyawan yang selama ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi perusahaan.(Courtesy picuture:ilustrasi Mark Zuckerberg-facebook)

Meta Lanjutkan Gelombang PHK, Karyawan Berprestasi Ikut Terdampak

Last Updated: February 14, 2025By Tags: , , , ,

Sofund.news – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Meta, induk perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram, terus berlanjut. CEO Meta, Mark Zuckerberg, baru-baru ini mengumumkan langkah agresif untuk memangkas karyawan dengan performa yang dinilai rendah.

Dalam memo internal yang diperoleh Bloomberg, Zuckerberg menyebutkan bahwa perusahaan biasanya memberhentikan karyawan yang tidak memenuhi ekspektasi dalam kurun waktu satu tahun. Namun, kali ini Meta menerapkan pemangkasan berbasis kinerja yang lebih luas dibandingkan sebelumnya.

Yang menjadi tanda tanya, sejumlah karyawan yang mengaku memiliki penilaian kinerja baik justru turut terdampak. Meta baru saja memberhentikan sekitar 3.600 pekerja, termasuk mereka yang sebelumnya dianggap berkontribusi tinggi bagi perusahaan.

Salah satu mantan karyawan, Kaila Curry, yang sebelumnya menjabat sebagai manajer konten di Meta, membagikan kisahnya melalui LinkedIn. Ia mengaku sering menerima umpan balik positif dan selalu dinilai bekerja dengan baik. Namun, tanpa diduga, ia tetap terkena PHK.

Hal serupa juga dialami oleh Steven, mantan desainer produk Instagram. Ia menegaskan bahwa keputusan PHK yang dilakukan Meta tidak sepenuhnya berbasis kinerja seperti yang diklaim perusahaan. “Saya diberhentikan hari ini, tetapi bukan karena saya berkinerja buruk,” ujarnya.

Laporan dari Business Insider mengungkapkan bahwa banyak karyawan yang terkena dampak PHK mendapatkan peringkat kinerja sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi dalam evaluasi tahun 2024. Artinya, mereka masuk dalam kategori karyawan dengan tingkat produktivitas menengah ke atas, bukan yang berkinerja rendah. Hingga kini, alasan pasti mengapa mereka diberhentikan masih menjadi teka-teki.

Gelombang PHK ini bukan yang pertama kali terjadi di Meta. Pada tahun 2023, perusahaan telah memberhentikan sekitar 10 ribu karyawan. Sementara itu, di tengah pemangkasan besar-besaran ini, Meta justru gencar merekrut para engineer di bidang machine learning. Langkah ini menunjukkan bahwa Meta terus mengalokasikan sumber daya besar untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI), yang tampaknya menjadi prioritas utama mereka di masa depan.

Dengan kebijakan ini, Meta mengisyaratkan pergeseran fokus strategisnya, tetapi di sisi lain, meninggalkan ketidakpastian bagi ribuan karyawan yang selama ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi perusahaan.(Courtesy picuture:ilustrasi Mark Zuckerberg-facebook)