Pavel Durov Soroti Keunggulan Pendidikan China dalam Mendorong Kemajuan AI

Last Updated: February 1, 2025By Tags: ,

(News.Sofund.id)Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, menyoroti keberhasilan China dalam mengejar ketertinggalan di bidang kecerdasan buatan (AI) dari Amerika Serikat. Dalam komentarnya melalui kanal resminya di Telegram, Durov menilai bahwa startup AI asal China, DeepSeek, yang baru-baru ini menarik perhatian dunia, merupakan bukti nyata dari keunggulan sistem pendidikan negara tersebut.

Menurut Durov, China mampu bersaing dengan AS berkat sistem pendidikan yang diterapkannya. Ia berpendapat bahwa pendidikan menengah di China lebih unggul dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara-negara Barat. Model pendidikan yang dianut China, menurutnya, mencerminkan prinsip yang pernah diterapkan di era Soviet, di mana persaingan ketat di antara siswa menjadi faktor utama dalam mendorong pencapaian akademik yang tinggi.

Sistem pendidikan ini, lanjut Durov, menghasilkan siswa yang unggul dalam bidang matematika dan sains. Hal ini terbukti dari dominasi siswa China dalam berbagai kompetisi internasional, termasuk olimpiade pemrograman. Sebaliknya, di negara-negara Barat seperti AS, mayoritas sekolah justru menghindari persaingan di antara siswa dengan melarang publikasi nilai dan peringkat mereka. Langkah ini diambil untuk melindungi siswa dari tekanan mental dan rasa rendah diri, namun Durov berpendapat bahwa hal ini justru dapat menghambat motivasi siswa yang berprestasi.

Menurutnya, kompetisi merupakan faktor penting dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. Tanpa adanya persaingan, siswa yang ambisius akan kehilangan minat terhadap pendidikan dan lebih memilih mencari tantangan lain, seperti dalam dunia permainan kompetitif. Durov menilai bahwa banyak anak berbakat kini lebih tertarik bermain video game yang menyediakan sistem peringkat, di mana mereka dapat melihat pencapaian mereka dibandingkan dengan orang lain.

Ia kemudian menegaskan bahwa sistem pendidikan di negara-negara Barat sebenarnya bertujuan baik, tetapi tidak lebih efektif dibandingkan model yang diterapkan di China. Keberhasilan DeepSeek, menurutnya, hanyalah salah satu bukti bahwa pendekatan berbasis persaingan yang diterapkan China mampu menciptakan individu-individu unggul yang dapat bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang teknologi dan AI.

Durov bahkan memprediksi bahwa dalam waktu dekat, akan muncul lebih banyak contoh yang menunjukkan keunggulan sistem pendidikan China dibandingkan dengan AS. Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa jika AS ingin mempertahankan dominasinya dalam inovasi teknologi, maka reformasi sistem pendidikan menengah harus segera dilakukan.(Courtesy picture:Ilustrasi Pavel Durov)

Pavel Durov Soroti Keunggulan Pendidikan China dalam Mendorong Kemajuan AI

Last Updated: February 1, 2025By Tags: ,

(News.Sofund.id)Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, menyoroti keberhasilan China dalam mengejar ketertinggalan di bidang kecerdasan buatan (AI) dari Amerika Serikat. Dalam komentarnya melalui kanal resminya di Telegram, Durov menilai bahwa startup AI asal China, DeepSeek, yang baru-baru ini menarik perhatian dunia, merupakan bukti nyata dari keunggulan sistem pendidikan negara tersebut.

Menurut Durov, China mampu bersaing dengan AS berkat sistem pendidikan yang diterapkannya. Ia berpendapat bahwa pendidikan menengah di China lebih unggul dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara-negara Barat. Model pendidikan yang dianut China, menurutnya, mencerminkan prinsip yang pernah diterapkan di era Soviet, di mana persaingan ketat di antara siswa menjadi faktor utama dalam mendorong pencapaian akademik yang tinggi.

Sistem pendidikan ini, lanjut Durov, menghasilkan siswa yang unggul dalam bidang matematika dan sains. Hal ini terbukti dari dominasi siswa China dalam berbagai kompetisi internasional, termasuk olimpiade pemrograman. Sebaliknya, di negara-negara Barat seperti AS, mayoritas sekolah justru menghindari persaingan di antara siswa dengan melarang publikasi nilai dan peringkat mereka. Langkah ini diambil untuk melindungi siswa dari tekanan mental dan rasa rendah diri, namun Durov berpendapat bahwa hal ini justru dapat menghambat motivasi siswa yang berprestasi.

Menurutnya, kompetisi merupakan faktor penting dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. Tanpa adanya persaingan, siswa yang ambisius akan kehilangan minat terhadap pendidikan dan lebih memilih mencari tantangan lain, seperti dalam dunia permainan kompetitif. Durov menilai bahwa banyak anak berbakat kini lebih tertarik bermain video game yang menyediakan sistem peringkat, di mana mereka dapat melihat pencapaian mereka dibandingkan dengan orang lain.

Ia kemudian menegaskan bahwa sistem pendidikan di negara-negara Barat sebenarnya bertujuan baik, tetapi tidak lebih efektif dibandingkan model yang diterapkan di China. Keberhasilan DeepSeek, menurutnya, hanyalah salah satu bukti bahwa pendekatan berbasis persaingan yang diterapkan China mampu menciptakan individu-individu unggul yang dapat bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang teknologi dan AI.

Durov bahkan memprediksi bahwa dalam waktu dekat, akan muncul lebih banyak contoh yang menunjukkan keunggulan sistem pendidikan China dibandingkan dengan AS. Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa jika AS ingin mempertahankan dominasinya dalam inovasi teknologi, maka reformasi sistem pendidikan menengah harus segera dilakukan.(Courtesy picture:Ilustrasi Pavel Durov)