Puasa Ramadan: Mengapa Berat Badan Bisa Naik Alih-Alih Turun?

Last Updated: March 11, 2025By Tags: ,

Jakarta, Sofund.news – Puasa Ramadan sering dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk menurunkan berat badan karena pola makan yang lebih terbatas. Namun, kenyataannya tidak sedikit orang yang justru mengalami kenaikan berat badan selama bulan suci ini. Hal ini terjadi akibat kebiasaan makan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka, sehingga bukannya mendapatkan manfaat kesehatan, berat badan malah bertambah.

Menurut dokter spesialis gizi, Putri Sakti, puasa yang dilakukan dengan benar memang bisa membantu menurunkan berat badan. Namun, jika angka timbangan justru bertambah selama puasa, itu menandakan adanya pola makan yang kurang tepat. Salah satu kebiasaan yang paling umum adalah pola makan yang berlebihan saat berbuka puasa.

Ketika seseorang menahan lapar seharian, ada kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus saat berbuka. Banyak orang memilih takjil yang tinggi gula dan lemak, seperti gorengan dan kolak, setiap hari. Kebiasaan ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika porsinya tidak terkontrol.

Selain itu, kurangnya asupan protein dan serat saat sahur juga menjadi faktor lain yang bisa menyebabkan berat badan naik. Mengutip dari laman Simple, asupan protein dan serat yang tidak mencukupi bisa membuat seseorang merasa lapar lebih cepat. Akibatnya, rasa lapar berlebih ini bisa memicu keinginan untuk makan dalam jumlah besar saat berbuka. Oleh karena itu, sahur sebaiknya tidak dilewatkan dan harus diisi dengan makanan yang bernutrisi agar tubuh tetap merasa kenyang lebih lama.

Putri menyarankan agar menu sahur mengandung karbohidrat kompleks, sayuran, serta protein yang cukup. Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau roti gandum, dapat memberikan energi yang lebih tahan lama. Sayuran juga penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi, sedangkan protein membantu memperlambat rasa lapar.

Selain memperhatikan menu sahur, cara berbuka puasa yang sehat juga penting untuk mencegah kenaikan berat badan. Putri menyarankan untuk memulai berbuka dengan takjil ringan seperti kurma, lalu dilanjutkan dengan beribadah sebelum mengonsumsi makanan utama. Dengan jeda ini, tubuh memiliki waktu untuk mengatur kadar gula darah secara perlahan dan menghindari konsumsi makanan berlebihan dalam satu waktu.

Lebih lanjut, pola makan yang seimbang menjadi kunci utama agar berat badan tetap stabil selama Ramadan. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dengan porsi yang terkontrol dapat membantu tubuh mendapatkan manfaat maksimal dari puasa. Dengan menerapkan kebiasaan makan yang lebih sehat, puasa Ramadan tidak hanya menjadi kesempatan untuk beribadah tetapi juga untuk menjaga kesehatan tubuh dengan baik. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)

Puasa Ramadan: Mengapa Berat Badan Bisa Naik Alih-Alih Turun?

Last Updated: March 11, 2025By Tags: ,

Jakarta, Sofund.news – Puasa Ramadan sering dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk menurunkan berat badan karena pola makan yang lebih terbatas. Namun, kenyataannya tidak sedikit orang yang justru mengalami kenaikan berat badan selama bulan suci ini. Hal ini terjadi akibat kebiasaan makan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka, sehingga bukannya mendapatkan manfaat kesehatan, berat badan malah bertambah.

Menurut dokter spesialis gizi, Putri Sakti, puasa yang dilakukan dengan benar memang bisa membantu menurunkan berat badan. Namun, jika angka timbangan justru bertambah selama puasa, itu menandakan adanya pola makan yang kurang tepat. Salah satu kebiasaan yang paling umum adalah pola makan yang berlebihan saat berbuka puasa.

Ketika seseorang menahan lapar seharian, ada kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus saat berbuka. Banyak orang memilih takjil yang tinggi gula dan lemak, seperti gorengan dan kolak, setiap hari. Kebiasaan ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika porsinya tidak terkontrol.

Selain itu, kurangnya asupan protein dan serat saat sahur juga menjadi faktor lain yang bisa menyebabkan berat badan naik. Mengutip dari laman Simple, asupan protein dan serat yang tidak mencukupi bisa membuat seseorang merasa lapar lebih cepat. Akibatnya, rasa lapar berlebih ini bisa memicu keinginan untuk makan dalam jumlah besar saat berbuka. Oleh karena itu, sahur sebaiknya tidak dilewatkan dan harus diisi dengan makanan yang bernutrisi agar tubuh tetap merasa kenyang lebih lama.

Putri menyarankan agar menu sahur mengandung karbohidrat kompleks, sayuran, serta protein yang cukup. Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau roti gandum, dapat memberikan energi yang lebih tahan lama. Sayuran juga penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi, sedangkan protein membantu memperlambat rasa lapar.

Selain memperhatikan menu sahur, cara berbuka puasa yang sehat juga penting untuk mencegah kenaikan berat badan. Putri menyarankan untuk memulai berbuka dengan takjil ringan seperti kurma, lalu dilanjutkan dengan beribadah sebelum mengonsumsi makanan utama. Dengan jeda ini, tubuh memiliki waktu untuk mengatur kadar gula darah secara perlahan dan menghindari konsumsi makanan berlebihan dalam satu waktu.

Lebih lanjut, pola makan yang seimbang menjadi kunci utama agar berat badan tetap stabil selama Ramadan. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dengan porsi yang terkontrol dapat membantu tubuh mendapatkan manfaat maksimal dari puasa. Dengan menerapkan kebiasaan makan yang lebih sehat, puasa Ramadan tidak hanya menjadi kesempatan untuk beribadah tetapi juga untuk menjaga kesehatan tubuh dengan baik. (Courtsey Picture : Ilustrasi Penulis)