SDM Jadi Tantangan Utama Pengembangan Desa Wisata, Legislator Dorong Peningkatan Kualitas dan Persepsi Masyarakat

Last Updated: March 21, 2025By Tags: ,

Semarang, Sofund.news – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Samuel Wattimena, menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama dalam pengembangan desa wisata di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini disampaikannya usai melakukan audiensi dengan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, di Rumah Dinas Bupati, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (22/3/2025). Menurut Samuel, pemahaman dan persepsi masyarakat desa tentang pariwisata perlu diselaraskan dengan harapan dan kebutuhan wisatawan yang menjadi target kunjungan.

“Kendala utama terletak pada sumber daya manusia. Pemahaman para pelaku wisata di berbagai desa harus disamakan persepsinya. Persepsi masyarakat desa perlu diselaraskan dengan persepsi wisatawan atau pelancong yang akan datang,” ujar Samuel, yang juga dikenal sebagai perancang busana. Ia menambahkan bahwa SDM merupakan aspek krusial dalam pengembangan apa pun, termasuk desa wisata, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius.

Samuel menjelaskan bahwa masyarakat desa perlu memahami potensi yang mereka miliki dan bagaimana potensi tersebut dapat ditingkatkan. “Yang paling utama adalah pemahaman masyarakat desa tentang apa yang mereka miliki. Potensi yang ada sebetulnya masih sangat bisa ditingkatkan jika dikelola dengan baik,” katanya. Ia menekankan bahwa seluruh desa memiliki potensi yang bisa dikembangkan, tetapi kualitas SDM menjadi kunci untuk mengelola potensi tersebut.

Dalam audiensi tersebut, Samuel dan Bupati Semarang membahas berbagai aspek pengembangan desa wisata, termasuk dampak positifnya terhadap sektor lain. “Pembicaraan utama kami adalah mengenai desa wisata karena dampaknya sangat luas. Ketika kita bicara desa wisata, kita juga bicara tentang UMKM, kuliner, dan ekonomi kreatif,” ujarnya. Selain itu, Samuel menekankan pentingnya kebersihan dan diversifikasi produk di setiap desa wisata untuk meningkatkan daya tarik dan nilai jual.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyambut baik kunjungan Samuel Wattimena dan mengapresiasi perhatian legislator terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Semarang. “Kami berdiskusi tentang pengembangan desa wisata, penanganan persampahan, serta aspek seni dan budaya yang terkait,” kata Ngesti. Ia menambahkan bahwa Kabupaten Semarang saat ini memiliki 84 desa wisata, meningkat dari 75 desa wisata pada tahun 2023. Setiap desa memiliki potensi unik yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

Ngesti juga mengakui bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata, termasuk desa wisata di Kabupaten Semarang. “Dampak COVID-19 sangat terasa. Banyak desa wisata yang seperti hidup segan mati tak mau. Harapan kami, ke-84 desa wisata ini bisa bangkit dan berkembang kembali,” ujarnya. Ia berharap dengan adanya perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, desa wisata di Kabupaten Semarang dapat kembali bergeliat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.

Samuel Wattimena menambahkan bahwa pengembangan desa wisata tidak hanya tentang meningkatkan jumlah kunjungan, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan. “Kita perlu memastikan bahwa setiap desa wisata memiliki daya tarik yang unik dan mampu memberikan pengalaman yang berbeda kepada pengunjung. Ini bisa dicapai melalui peningkatan kualitas SDM dan pengelolaan yang profesional,” katanya.

Selain itu, Samuel juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam mengembangkan desa wisata. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan,” ujarnya. Ia mencontohkan bahwa pelibatan UMKM lokal dalam menyediakan produk dan jasa bagi wisatawan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Dalam kesempatan yang sama, Samuel juga menyoroti pentingnya infrastruktur pendukung untuk mendukung pengembangan desa wisata. “Infrastruktur seperti akses jalan, fasilitas umum, dan sanitasi yang memadai sangat penting untuk menarik minat wisatawan. Tanpa infrastruktur yang baik, potensi desa wisata tidak akan bisa dimaksimalkan,” katanya.

Dengan adanya perhatian dan upaya serius dari berbagai pihak, diharapkan desa wisata di Kabupaten Semarang dan daerah lainnya di Indonesia dapat berkembang menjadi destinasi pariwisata yang menarik dan berkelanjutan. Pengembangan desa wisata tidak hanya akan meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.(Courtesy picture:Tangkapan layar media sosial antara)

SDM Jadi Tantangan Utama Pengembangan Desa Wisata, Legislator Dorong Peningkatan Kualitas dan Persepsi Masyarakat

Last Updated: March 21, 2025By Tags: ,

Semarang, Sofund.news – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Samuel Wattimena, menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama dalam pengembangan desa wisata di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini disampaikannya usai melakukan audiensi dengan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, di Rumah Dinas Bupati, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (22/3/2025). Menurut Samuel, pemahaman dan persepsi masyarakat desa tentang pariwisata perlu diselaraskan dengan harapan dan kebutuhan wisatawan yang menjadi target kunjungan.

“Kendala utama terletak pada sumber daya manusia. Pemahaman para pelaku wisata di berbagai desa harus disamakan persepsinya. Persepsi masyarakat desa perlu diselaraskan dengan persepsi wisatawan atau pelancong yang akan datang,” ujar Samuel, yang juga dikenal sebagai perancang busana. Ia menambahkan bahwa SDM merupakan aspek krusial dalam pengembangan apa pun, termasuk desa wisata, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius.

Samuel menjelaskan bahwa masyarakat desa perlu memahami potensi yang mereka miliki dan bagaimana potensi tersebut dapat ditingkatkan. “Yang paling utama adalah pemahaman masyarakat desa tentang apa yang mereka miliki. Potensi yang ada sebetulnya masih sangat bisa ditingkatkan jika dikelola dengan baik,” katanya. Ia menekankan bahwa seluruh desa memiliki potensi yang bisa dikembangkan, tetapi kualitas SDM menjadi kunci untuk mengelola potensi tersebut.

Dalam audiensi tersebut, Samuel dan Bupati Semarang membahas berbagai aspek pengembangan desa wisata, termasuk dampak positifnya terhadap sektor lain. “Pembicaraan utama kami adalah mengenai desa wisata karena dampaknya sangat luas. Ketika kita bicara desa wisata, kita juga bicara tentang UMKM, kuliner, dan ekonomi kreatif,” ujarnya. Selain itu, Samuel menekankan pentingnya kebersihan dan diversifikasi produk di setiap desa wisata untuk meningkatkan daya tarik dan nilai jual.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyambut baik kunjungan Samuel Wattimena dan mengapresiasi perhatian legislator terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Semarang. “Kami berdiskusi tentang pengembangan desa wisata, penanganan persampahan, serta aspek seni dan budaya yang terkait,” kata Ngesti. Ia menambahkan bahwa Kabupaten Semarang saat ini memiliki 84 desa wisata, meningkat dari 75 desa wisata pada tahun 2023. Setiap desa memiliki potensi unik yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

Ngesti juga mengakui bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata, termasuk desa wisata di Kabupaten Semarang. “Dampak COVID-19 sangat terasa. Banyak desa wisata yang seperti hidup segan mati tak mau. Harapan kami, ke-84 desa wisata ini bisa bangkit dan berkembang kembali,” ujarnya. Ia berharap dengan adanya perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, desa wisata di Kabupaten Semarang dapat kembali bergeliat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.

Samuel Wattimena menambahkan bahwa pengembangan desa wisata tidak hanya tentang meningkatkan jumlah kunjungan, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan. “Kita perlu memastikan bahwa setiap desa wisata memiliki daya tarik yang unik dan mampu memberikan pengalaman yang berbeda kepada pengunjung. Ini bisa dicapai melalui peningkatan kualitas SDM dan pengelolaan yang profesional,” katanya.

Selain itu, Samuel juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam mengembangkan desa wisata. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan,” ujarnya. Ia mencontohkan bahwa pelibatan UMKM lokal dalam menyediakan produk dan jasa bagi wisatawan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Dalam kesempatan yang sama, Samuel juga menyoroti pentingnya infrastruktur pendukung untuk mendukung pengembangan desa wisata. “Infrastruktur seperti akses jalan, fasilitas umum, dan sanitasi yang memadai sangat penting untuk menarik minat wisatawan. Tanpa infrastruktur yang baik, potensi desa wisata tidak akan bisa dimaksimalkan,” katanya.

Dengan adanya perhatian dan upaya serius dari berbagai pihak, diharapkan desa wisata di Kabupaten Semarang dan daerah lainnya di Indonesia dapat berkembang menjadi destinasi pariwisata yang menarik dan berkelanjutan. Pengembangan desa wisata tidak hanya akan meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.(Courtesy picture:Tangkapan layar media sosial antara)