Sejarah dan Makna Hari Perempuan Internasional: Perjuangan Panjang Menuju Kesetaraan Gender

Last Updated: March 8, 2025By Tags: , , ,

Jakarta, Sofund.news – Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, memiliki sejarah panjang dan makna mendalam sebagai bentuk penghormatan terhadap peran perempuan dalam masyarakat. Peringatan global ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga pengingat akan perjuangan perempuan dalam menuntut hak-hak yang setara. Di balik perayaannya, Hari Perempuan Internasional lahir dari aksi-aksi heroik dan perjuangan tanpa henti para perempuan di berbagai belahan dunia.

Awal mula peringatan ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1913, ketika perempuan Rusia melakukan protes terhadap Perang Dunia I pada tanggal 23 Februari menurut kalender Julian, atau 8 Maret dalam kalender Gregorian. Aksi ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan hak-hak perempuan. Empat tahun kemudian, tepatnya pada 23 Februari 1917, perempuan Rusia kembali turun ke jalan untuk menuntut diakhirinya perang, hak atas pangan, dan turunnya Tsar Nicholas II dari jabatannya. Menurut sejarawan Rochelle Ruthchild, aksi ini bahkan sempat membuat kaum revolusioner pria seperti Leon Trotsky merasa terganggu.

Protes tersebut awalnya direncanakan sebagai bagian dari unjuk rasa Hari Buruh, namun dalam hitungan hari, kekuasaan Tsar berhasil digulingkan dan rezim komunis didirikan. Sebagai hasilnya, perempuan Rusia akhirnya memperoleh hak untuk memilih dan diperlakukan setara. Peristiwa bersejarah inilah yang kemudian menginspirasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk secara resmi mengakui tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975. Sejak saat itu, peringatan ini dirayakan secara global setiap tahun.

Makna Hari Perempuan Internasional tidak hanya terletak pada perayaan, tetapi juga pada refleksi dan aksi nyata untuk mewujudkan kesetaraan gender. Menurut UN Women, tema Hari Perempuan Internasional tahun ini adalah “For ALL women and girls: Rights. Equality. Empowerment” (Untuk Semua Perempuan dan Anak Perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan). Tema ini menyerukan tindakan konkret untuk memastikan bahwa semua gender memiliki hak, kekuasaan, dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan merayakan Hari Perempuan Internasional, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Peringatan ini juga menjadi momen untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam perjuangan hak-hak perempuan, sekaligus mengidentifikasi tantangan yang masih harus diatasi. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti mengatasi kesenjangan upah, kekerasan berbasis gender, dan keterbatasan akses pendidikan serta kesehatan bagi perempuan di berbagai belahan dunia.

Hari Perempuan Internasional juga menjadi kesempatan untuk mengapresiasi kontribusi perempuan dalam berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya. Perempuan telah membuktikan diri sebagai agen perubahan yang mampu membawa dampak positif bagi masyarakat. Namun, perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender masih jauh dari selesai. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, organisasi, maupun masyarakat umum, untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.

Selain itu, peringatan ini juga mengajak kita untuk memikirkan peran laki-laki dalam mendukung kesetaraan gender. Kesetaraan gender bukan hanya urusan perempuan, tetapi juga tanggung jawab bersama. Laki-laki dapat menjadi mitra strategis dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan menciptakan lingkungan yang lebih setara bagi semua.

Secara keseluruhan, Hari Perempuan Internasional adalah momen untuk merayakan pencapaian, merefleksikan tantangan, dan memperkuat komitmen untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender. Dengan semangat ini, diharapkan kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif bagi semua perempuan dan anak perempuan di masa depan.(Courtesy picture:Ilustrasi penulis)

Sejarah dan Makna Hari Perempuan Internasional: Perjuangan Panjang Menuju Kesetaraan Gender

Last Updated: March 8, 2025By Tags: , , ,

Jakarta, Sofund.news – Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, memiliki sejarah panjang dan makna mendalam sebagai bentuk penghormatan terhadap peran perempuan dalam masyarakat. Peringatan global ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga pengingat akan perjuangan perempuan dalam menuntut hak-hak yang setara. Di balik perayaannya, Hari Perempuan Internasional lahir dari aksi-aksi heroik dan perjuangan tanpa henti para perempuan di berbagai belahan dunia.

Awal mula peringatan ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1913, ketika perempuan Rusia melakukan protes terhadap Perang Dunia I pada tanggal 23 Februari menurut kalender Julian, atau 8 Maret dalam kalender Gregorian. Aksi ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan hak-hak perempuan. Empat tahun kemudian, tepatnya pada 23 Februari 1917, perempuan Rusia kembali turun ke jalan untuk menuntut diakhirinya perang, hak atas pangan, dan turunnya Tsar Nicholas II dari jabatannya. Menurut sejarawan Rochelle Ruthchild, aksi ini bahkan sempat membuat kaum revolusioner pria seperti Leon Trotsky merasa terganggu.

Protes tersebut awalnya direncanakan sebagai bagian dari unjuk rasa Hari Buruh, namun dalam hitungan hari, kekuasaan Tsar berhasil digulingkan dan rezim komunis didirikan. Sebagai hasilnya, perempuan Rusia akhirnya memperoleh hak untuk memilih dan diperlakukan setara. Peristiwa bersejarah inilah yang kemudian menginspirasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk secara resmi mengakui tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975. Sejak saat itu, peringatan ini dirayakan secara global setiap tahun.

Makna Hari Perempuan Internasional tidak hanya terletak pada perayaan, tetapi juga pada refleksi dan aksi nyata untuk mewujudkan kesetaraan gender. Menurut UN Women, tema Hari Perempuan Internasional tahun ini adalah “For ALL women and girls: Rights. Equality. Empowerment” (Untuk Semua Perempuan dan Anak Perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan). Tema ini menyerukan tindakan konkret untuk memastikan bahwa semua gender memiliki hak, kekuasaan, dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan merayakan Hari Perempuan Internasional, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Peringatan ini juga menjadi momen untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam perjuangan hak-hak perempuan, sekaligus mengidentifikasi tantangan yang masih harus diatasi. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti mengatasi kesenjangan upah, kekerasan berbasis gender, dan keterbatasan akses pendidikan serta kesehatan bagi perempuan di berbagai belahan dunia.

Hari Perempuan Internasional juga menjadi kesempatan untuk mengapresiasi kontribusi perempuan dalam berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya. Perempuan telah membuktikan diri sebagai agen perubahan yang mampu membawa dampak positif bagi masyarakat. Namun, perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender masih jauh dari selesai. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, organisasi, maupun masyarakat umum, untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.

Selain itu, peringatan ini juga mengajak kita untuk memikirkan peran laki-laki dalam mendukung kesetaraan gender. Kesetaraan gender bukan hanya urusan perempuan, tetapi juga tanggung jawab bersama. Laki-laki dapat menjadi mitra strategis dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan menciptakan lingkungan yang lebih setara bagi semua.

Secara keseluruhan, Hari Perempuan Internasional adalah momen untuk merayakan pencapaian, merefleksikan tantangan, dan memperkuat komitmen untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender. Dengan semangat ini, diharapkan kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif bagi semua perempuan dan anak perempuan di masa depan.(Courtesy picture:Ilustrasi penulis)