Sosialisasi 4 Pilar MPR RI: Dorong Ekonomi Kerakyatan Berkeadilan di Kalangan Mahasiswa UNDIP
Semarang, 30 April 2025 – Sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya 4 Pilar Kebangsaan, Anggota MPR/DPR RI, Samuel JD Wattimena, menggelar kegiatan sosialisasi yang bertema “Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan” di Kampus FISIP Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Kegiatan ini dihadiri oleh 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Samuel menekankan bahwa Pancasila harus menjadi pijakan utama dalam membangun sistem ekonomi nasional. “Ekonomi kerakyatan adalah wujud nyata dari sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan pemerataan kesejahteraan, khususnya bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif,” tegasnya.
Sebagai Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi UMKM, pariwisata, ekonomi kreatif, BSN, dan penyiaran, Samuel juga menyampaikan rencana konkret untuk memperkuat sektor UMKM melalui RUU Perlindungan UMKM, digitalisasi koperasi, dan penyederhanaan regulasi perizinan.
Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin, yang turut hadir sebagai narasumber pendamping, mengajak para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila. “Mahasiswa harus mampu menjadi produsen konten kreatif yang mengedukasi publik tentang pentingnya ekonomi berkeadilan di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan sesi dialog interaktif yang hangat antara narasumber dan peserta. Salah satu mahasiswa menanyakan langkah konkret DPR untuk melindungi UMKM dari serbuan pasar bebas. Samuel menjawab dengan optimisme bahwa pemerintah akan menyiapkan inkubator bisnis kreatif di kampus-kampus untuk mendukung pengembangan usaha mikro berbasis digital.
Dengan kegiatan ini, Samuel JD Wattimena berharap agar para peserta tidak hanya memahami pentingnya 4 Pilar Kebangsaan secara teoretis, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam sektor ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.
Sosialisasi 4 Pilar MPR RI: Dorong Ekonomi Kerakyatan Berkeadilan di Kalangan Mahasiswa UNDIP
Semarang, 30 April 2025 – Sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya 4 Pilar Kebangsaan, Anggota MPR/DPR RI, Samuel JD Wattimena, menggelar kegiatan sosialisasi yang bertema “Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan” di Kampus FISIP Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Kegiatan ini dihadiri oleh 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Samuel menekankan bahwa Pancasila harus menjadi pijakan utama dalam membangun sistem ekonomi nasional. “Ekonomi kerakyatan adalah wujud nyata dari sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan pemerataan kesejahteraan, khususnya bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif,” tegasnya.
Sebagai Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi UMKM, pariwisata, ekonomi kreatif, BSN, dan penyiaran, Samuel juga menyampaikan rencana konkret untuk memperkuat sektor UMKM melalui RUU Perlindungan UMKM, digitalisasi koperasi, dan penyederhanaan regulasi perizinan.
Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin, yang turut hadir sebagai narasumber pendamping, mengajak para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila. “Mahasiswa harus mampu menjadi produsen konten kreatif yang mengedukasi publik tentang pentingnya ekonomi berkeadilan di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan sesi dialog interaktif yang hangat antara narasumber dan peserta. Salah satu mahasiswa menanyakan langkah konkret DPR untuk melindungi UMKM dari serbuan pasar bebas. Samuel menjawab dengan optimisme bahwa pemerintah akan menyiapkan inkubator bisnis kreatif di kampus-kampus untuk mendukung pengembangan usaha mikro berbasis digital.
Dengan kegiatan ini, Samuel JD Wattimena berharap agar para peserta tidak hanya memahami pentingnya 4 Pilar Kebangsaan secara teoretis, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam sektor ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.