Warga Jakarta Keluhkan Gas Langka, Pemerintah Klaim Pasokan Aman

Last Updated: January 30, 2025By Tags: , ,

(Jakarta-News.Sofund.id)) Sejumlah warga Jakarta mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kg yang telah berlangsung selama sepekan terakhir. Situasi ini berdampak pada lonjakan harga gas bersubsidi tersebut, yang kini mencapai Rp24.000 hingga Rp25.000 per tabung di tingkat konsumen, jauh di atas harga normal. Beberapa warga bahkan harus mencari gas hingga ke wilayah lain akibat keterbatasan stok di sekitar tempat tinggal mereka.

Seperti yang dialami oleh salah seorang warga Jakarta Barat, yang mengaku mengalami kesulitan dalam mendapatkan LPG 3 kg. Selama seminggu terakhir, ia terpaksa beralih menggunakan kompor minyak tanah untuk memasak. Namun, penggunaan minyak tanah pun tidak menjadi solusi ideal karena bahan bakar ini semakin sulit ditemukan di pasaran. Kelangkaan serupa juga dirasakan oleh warga Jakarta Pusat. Mereka harus berkeliling lintas kelurahan untuk mendapatkan gas LPG 3 kg, namun stok yang tersedia pun sering kali terbatas dengan pembelian yang dikontrol oleh penjual. Hal ini menyulitkan banyak warga yang bergantung pada gas subsidi untuk keperluan sehari-hari.

Menanggapi permasalahan ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan bahwa kelangkaan terjadi akibat pengurangan kuota LPG subsidi pada tahun 2025. Pemerintah memangkas kuota distribusi menjadi 407.555 metrik ton (MT), lebih kecil dari realisasi penyaluran tahun sebelumnya yang mencapai 414.134 MT, atau mengalami pengurangan sekitar 1,6 persen. Selain itu, beberapa hari libur nasional juga menjadi penyebab tersendatnya distribusi, di mana pada tanggal 27 dan 29 Januari 2025, alokasi distribusi hanya mencapai 50 persen dari kuota minggu sebelumnya.

Meskipun demikian, berdasarkan pengecekan lapangan, Hari memastikan bahwa penyaluran di Jakarta masih dalam kondisi cukup, namun permintaan masyarakat meningkat tajam. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melakukan beberapa langkah strategis, termasuk menyalurkan tambahan pasokan LPG di beberapa titik rawan. Pada tanggal 1 Januari 2025, sebanyak 233.040 tabung LPG disalurkan di DKI Jakarta dengan menarik 50 persen dari alokasi yang direncanakan pada 3 Januari 2025. Selanjutnya, pada tanggal 27 Januari, tambahan 329.040 tabung LPG disalurkan, termasuk penarikan pasokan dari tanggal 15 hingga 17 Januari serta tambahan fakultatif sebesar 24 persen.

Selain penambahan pasokan, pemerintah juga mengawasi ketersediaan stok di pangkalan melalui laporan foto kondisi stok yang dikirimkan setiap pagi dan sore hari. Agen distribusi pun diminta untuk segera mengirimkan suplai ke wilayah-wilayah yang mengalami kekosongan stok guna memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Kelangkaan gas LPG 3 kg ini kembali menjadi peringatan akan pentingnya sistem distribusi yang lebih efisien dan transparan. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah mitigasi, masyarakat tetap berharap agar kejadian serupa tidak terus berulang. Dengan permintaan yang terus meningkat, pemerintah diharapkan dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan kuota distribusi LPG subsidi dapat memenuhi kebutuhan warga Jakarta secara merata dan tepat sasaran. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)

Warga Jakarta Keluhkan Gas Langka, Pemerintah Klaim Pasokan Aman

Last Updated: January 30, 2025By Tags: , ,

(Jakarta-News.Sofund.id)) Sejumlah warga Jakarta mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kg yang telah berlangsung selama sepekan terakhir. Situasi ini berdampak pada lonjakan harga gas bersubsidi tersebut, yang kini mencapai Rp24.000 hingga Rp25.000 per tabung di tingkat konsumen, jauh di atas harga normal. Beberapa warga bahkan harus mencari gas hingga ke wilayah lain akibat keterbatasan stok di sekitar tempat tinggal mereka.

Seperti yang dialami oleh salah seorang warga Jakarta Barat, yang mengaku mengalami kesulitan dalam mendapatkan LPG 3 kg. Selama seminggu terakhir, ia terpaksa beralih menggunakan kompor minyak tanah untuk memasak. Namun, penggunaan minyak tanah pun tidak menjadi solusi ideal karena bahan bakar ini semakin sulit ditemukan di pasaran. Kelangkaan serupa juga dirasakan oleh warga Jakarta Pusat. Mereka harus berkeliling lintas kelurahan untuk mendapatkan gas LPG 3 kg, namun stok yang tersedia pun sering kali terbatas dengan pembelian yang dikontrol oleh penjual. Hal ini menyulitkan banyak warga yang bergantung pada gas subsidi untuk keperluan sehari-hari.

Menanggapi permasalahan ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan bahwa kelangkaan terjadi akibat pengurangan kuota LPG subsidi pada tahun 2025. Pemerintah memangkas kuota distribusi menjadi 407.555 metrik ton (MT), lebih kecil dari realisasi penyaluran tahun sebelumnya yang mencapai 414.134 MT, atau mengalami pengurangan sekitar 1,6 persen. Selain itu, beberapa hari libur nasional juga menjadi penyebab tersendatnya distribusi, di mana pada tanggal 27 dan 29 Januari 2025, alokasi distribusi hanya mencapai 50 persen dari kuota minggu sebelumnya.

Meskipun demikian, berdasarkan pengecekan lapangan, Hari memastikan bahwa penyaluran di Jakarta masih dalam kondisi cukup, namun permintaan masyarakat meningkat tajam. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melakukan beberapa langkah strategis, termasuk menyalurkan tambahan pasokan LPG di beberapa titik rawan. Pada tanggal 1 Januari 2025, sebanyak 233.040 tabung LPG disalurkan di DKI Jakarta dengan menarik 50 persen dari alokasi yang direncanakan pada 3 Januari 2025. Selanjutnya, pada tanggal 27 Januari, tambahan 329.040 tabung LPG disalurkan, termasuk penarikan pasokan dari tanggal 15 hingga 17 Januari serta tambahan fakultatif sebesar 24 persen.

Selain penambahan pasokan, pemerintah juga mengawasi ketersediaan stok di pangkalan melalui laporan foto kondisi stok yang dikirimkan setiap pagi dan sore hari. Agen distribusi pun diminta untuk segera mengirimkan suplai ke wilayah-wilayah yang mengalami kekosongan stok guna memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Kelangkaan gas LPG 3 kg ini kembali menjadi peringatan akan pentingnya sistem distribusi yang lebih efisien dan transparan. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah mitigasi, masyarakat tetap berharap agar kejadian serupa tidak terus berulang. Dengan permintaan yang terus meningkat, pemerintah diharapkan dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan kuota distribusi LPG subsidi dapat memenuhi kebutuhan warga Jakarta secara merata dan tepat sasaran. (Courtesy picture: Ilustrasi oleh penulis)