Waspada! Malware Triada Mengintai di Ponsel Android Bajakan – Bisa Sadap WhatsApp hingga Curi Crypto

Last Updated: April 9, 2025By Tags: ,

Sofund.news – Perusahaan keamanan siber ternama Kaspersky baru-baru ini memperingatkan publik tentang varian terbaru malware Trojan Triada yang ditemukan menyusup ke ponsel Android melalui perangkat yang dijual oleh pengecer tidak resmi. Malware ini tertanam di level firmware sistem, membuatnya sangat sulit dideteksi dan memberikan kontrol penuh kepada peretas atas perangkat yang terinfeksi.

Triada: Ancaman Canggih yang Berkembang Pesat
Menurut Dmitry Kalinin, analis malware dari Kaspersky Threat Research, Triada telah berevolusi menjadi salah satu ancaman paling berbahaya di ekosistem Android. “Malware ini tidak seperti ancaman biasa yang menyebar melalui aplikasi berbahaya. Versi terbarunya menginfeksi perangkat sejak level firmware, bahkan sebelum sampai ke tangan pengguna, menunjukkan adanya celah keamanan serius dalam rantai pasokan,” jelas Kalinin dalam pernyataan resmi, Rabu (9/4).

Analisis lebih lanjut mengungkap bahwa pelaku kejahatan siber telah berhasil mengalihkan setidaknya $270.000 dalam bentuk aset kripto ke dompet digital mereka. Namun, jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar mengingat penggunaan mata uang kripto yang sulit dilacak seperti Monero.

Lebih dari 2.600 Korban di Seluruh Dunia
Laporan Kaspersky menunjukkan bahwa serangan ini telah menjangkiti lebih dari 2.600 pengguna di berbagai negara, dengan Rusia, Brasil, Kazakhstan, Jerman, dan Indonesia menjadi wilayah dengan kasus tertinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama bagi konsumen yang membeli ponsel Android dari sumber tidak resmi dengan harga murah.

Modus Operandi: Dari Pencurian Data hingga Penipuan Finansial
Berbeda dari malware biasa yang menyebar lewat aplikasi palsu, Triada terintegrasi langsung ke dalam kerangka sistem Android. Begitu terinstal, malware ini dapat:
– Mencuri data akun media sosial (Facebook, Instagram, TikTok) dan aplikasi perpesanan (Telegram, WhatsApp).
– Mengganti alamat dompet kripto untuk mengalihkan dana.
– Menyadap, mengirim, atau menghapus pesan SMS dan panggilan telepon.
– Mengaktifkan layanan SMS premium tanpa izin pengguna.
– Memblokir koneksi internet untuk menghindari deteksi sistem keamanan.
– Mengunduh dan menjalankan kode berbahaya tambahan.

Kaspersky mengidentifikasi varian ini sebagai Backdoor.AndroidOS.Triada.z, yang merupakan penyempurnaan dari versi awal yang pertama kali ditemukan pada 2016.

Yang paling mengkhawatirkan, Triada tidak hanya menginfeksi perangkat melalui aplikasi, tetapi menyusup sejak proses produksi atau distribusi ponsel. Artinya, pengguna bisa langsung terpapar malware begitu menyalakan perangkat baru yang dibeli dari sumber tidak terpercaya. “Ini adalah eskalasi serius dalam kejahatan siber. Pelaku tidak hanya menargetkan pengguna secara acak, tetapi juga memanfaatkan kelemahan rantai pasokan untuk menyebarkan malware secara masif,”tambah Kalinin.

Untuk menghindari infeksi Triada, Kaspersky menyarankan:
1. Hindari membeli ponsel Android dari penjual tidak resmi atau dengan harga mencurigakan.
2. Selalu periksa keaslian perangkat sebelum membeli.
3. Gunakan solusi keamanan siber terpercaya yang dapat mendeteksi malware tingkat firmware.
4. Hindari menginstal aplikasi dari sumber tidak dikenal.
5. Perbarui sistem operasi dan aplikasi secara berkala untuk menutup celah keamanan.

Masa Depan Keamanan Android di Tengah Ancaman yang Semakin Canggih
Temuan ini mempertegas bahwa ancaman siber terus berkembang dengan teknik yang semakin sulit dilacak. Jika Triada dan malware sejenis tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang penipuan dan pencurian data yang lebih masif di masa depan.

Kaspersky dan perusahaan keamanan siber lainnya terus memantau perkembangan Triada, tetapi langkah terpenting tetap ada di tangan pengguna: waspada dan bijak dalam memilih perangkat.

Dengan maraknya perangkat bajakan dan tidak bersertifikat di pasaran, konsumen harus ekstra hati-hati. Satu kesalahan membeli ponsel bisa berujung pada kerugian finansial dan kebocoran data sensitif.

Apakah pemerintah dan produsen ponsel perlu mengambil langkah lebih tegas untuk mengamankan rantai pasokan? Jawabannya mungkin akan menentukan seberapa besar ancaman seperti Triada bisa dicegah di masa mendatang.(Courtesy picture:ilustrasi gambar)

Waspada! Malware Triada Mengintai di Ponsel Android Bajakan – Bisa Sadap WhatsApp hingga Curi Crypto

Last Updated: April 9, 2025By Tags: ,

Sofund.news – Perusahaan keamanan siber ternama Kaspersky baru-baru ini memperingatkan publik tentang varian terbaru malware Trojan Triada yang ditemukan menyusup ke ponsel Android melalui perangkat yang dijual oleh pengecer tidak resmi. Malware ini tertanam di level firmware sistem, membuatnya sangat sulit dideteksi dan memberikan kontrol penuh kepada peretas atas perangkat yang terinfeksi.

Triada: Ancaman Canggih yang Berkembang Pesat
Menurut Dmitry Kalinin, analis malware dari Kaspersky Threat Research, Triada telah berevolusi menjadi salah satu ancaman paling berbahaya di ekosistem Android. “Malware ini tidak seperti ancaman biasa yang menyebar melalui aplikasi berbahaya. Versi terbarunya menginfeksi perangkat sejak level firmware, bahkan sebelum sampai ke tangan pengguna, menunjukkan adanya celah keamanan serius dalam rantai pasokan,” jelas Kalinin dalam pernyataan resmi, Rabu (9/4).

Analisis lebih lanjut mengungkap bahwa pelaku kejahatan siber telah berhasil mengalihkan setidaknya $270.000 dalam bentuk aset kripto ke dompet digital mereka. Namun, jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar mengingat penggunaan mata uang kripto yang sulit dilacak seperti Monero.

Lebih dari 2.600 Korban di Seluruh Dunia
Laporan Kaspersky menunjukkan bahwa serangan ini telah menjangkiti lebih dari 2.600 pengguna di berbagai negara, dengan Rusia, Brasil, Kazakhstan, Jerman, dan Indonesia menjadi wilayah dengan kasus tertinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama bagi konsumen yang membeli ponsel Android dari sumber tidak resmi dengan harga murah.

Modus Operandi: Dari Pencurian Data hingga Penipuan Finansial
Berbeda dari malware biasa yang menyebar lewat aplikasi palsu, Triada terintegrasi langsung ke dalam kerangka sistem Android. Begitu terinstal, malware ini dapat:
– Mencuri data akun media sosial (Facebook, Instagram, TikTok) dan aplikasi perpesanan (Telegram, WhatsApp).
– Mengganti alamat dompet kripto untuk mengalihkan dana.
– Menyadap, mengirim, atau menghapus pesan SMS dan panggilan telepon.
– Mengaktifkan layanan SMS premium tanpa izin pengguna.
– Memblokir koneksi internet untuk menghindari deteksi sistem keamanan.
– Mengunduh dan menjalankan kode berbahaya tambahan.

Kaspersky mengidentifikasi varian ini sebagai Backdoor.AndroidOS.Triada.z, yang merupakan penyempurnaan dari versi awal yang pertama kali ditemukan pada 2016.

Yang paling mengkhawatirkan, Triada tidak hanya menginfeksi perangkat melalui aplikasi, tetapi menyusup sejak proses produksi atau distribusi ponsel. Artinya, pengguna bisa langsung terpapar malware begitu menyalakan perangkat baru yang dibeli dari sumber tidak terpercaya. “Ini adalah eskalasi serius dalam kejahatan siber. Pelaku tidak hanya menargetkan pengguna secara acak, tetapi juga memanfaatkan kelemahan rantai pasokan untuk menyebarkan malware secara masif,”tambah Kalinin.

Untuk menghindari infeksi Triada, Kaspersky menyarankan:
1. Hindari membeli ponsel Android dari penjual tidak resmi atau dengan harga mencurigakan.
2. Selalu periksa keaslian perangkat sebelum membeli.
3. Gunakan solusi keamanan siber terpercaya yang dapat mendeteksi malware tingkat firmware.
4. Hindari menginstal aplikasi dari sumber tidak dikenal.
5. Perbarui sistem operasi dan aplikasi secara berkala untuk menutup celah keamanan.

Masa Depan Keamanan Android di Tengah Ancaman yang Semakin Canggih
Temuan ini mempertegas bahwa ancaman siber terus berkembang dengan teknik yang semakin sulit dilacak. Jika Triada dan malware sejenis tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang penipuan dan pencurian data yang lebih masif di masa depan.

Kaspersky dan perusahaan keamanan siber lainnya terus memantau perkembangan Triada, tetapi langkah terpenting tetap ada di tangan pengguna: waspada dan bijak dalam memilih perangkat.

Dengan maraknya perangkat bajakan dan tidak bersertifikat di pasaran, konsumen harus ekstra hati-hati. Satu kesalahan membeli ponsel bisa berujung pada kerugian finansial dan kebocoran data sensitif.

Apakah pemerintah dan produsen ponsel perlu mengambil langkah lebih tegas untuk mengamankan rantai pasokan? Jawabannya mungkin akan menentukan seberapa besar ancaman seperti Triada bisa dicegah di masa mendatang.(Courtesy picture:ilustrasi gambar)